"Dulu hanya dipantau saja, ada polisi nanya-nanya, dan meminta bantuannya kepada pengurus, untuk mengawasinya (DE)," ujar dia.
Idris mengatakan, DE dipantau terkait terorisme, saat itu karena ia sempat berkomunikasi dengan narapidana teroris.
"Jadi ada napi teroris, lalau DE sempat menjenguknya beberapa kali. Sehingga ia dipantau," tuturnya.
6. PT KAI Buka Suara
PT KAI buka suara usai oknum karyawannya ditangkap Densus 88 lantaran terduga terorisme.
PT KAI pun menghargai proses hukum yang sedang berjalan serta akan mendukung berbagai upaya dalam memberantas praktik terorisme, dan siap bekerja sama dengan aparat penegak hukum.
"Kami siap bekerja sama dengan pihak berwenang terkait isu tersebut," kata Executive Vice President (EVP) of Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji, dalam keterangannya, mengutip Wartakotalive.com.
Agus menekankan, KAI juga tidak akan menoleransi tindakan yang bertentangan dengan hukum, terlebih pada kasus terorisme.
Lebih lanjut, pihak Manajemen KAI disebut akan menindak secara tegas karyawannya jika terbukti terlibat dalam kasus terorisme.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Adi Suhedi/Luthfi Ahmad Mauludin) (TribunJabar.id/Lutfi Ahmad Mauludin) WartaKotalive.comRusna Djanur Buana