TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Deklarasi tersebut bukan hanya menunjukkan Budiman mengkhianati kawan-kawan seperjuangannya, tapi juga mengkhianati keluarga korban penculikan...."
Mantan Sekjen Partai Rakyat Demokratik (PRD), Petrus Hariyanto menilai politikus Budiman Sudjatmiko telah mengkhianati keluarga korban penculikan 1998.
Hal itu merespons sikap Budiman yang mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres).
"Deklarasi tersebut bukan hanya menunjukkan Budiman mengkhianati kawan-kawan seperjuangannya, tapi juga mengkhianati keluarga korban penculikan."
"Lebih dalam lagi, dia telah mengkhianati demokrasi dan nilai-nilai kemanusian," kata Petrus dalam keterangannya, Senin (21/8/2023).
Petrus menganggap dukungan Budiman ke Prabowo merupakan upaya untuk mencuci dosa sejarah Menteri Pertahanan itu pada masa lalu.
"Itu adalah langkah politik yang ingin menghapus jejak hitam pelaku pelanggaran HAM, meneguhkan politik impunitas," ujarnya.
Dia tak sependapat dengan Budiman, yakni Prabowo adalah pemimpin strategis yang mampu mengemban tugas untuk memajukan Indonesia, siap menghadapi tantangan ke depan, berhadapan dengan negara-negara barat.
“Itu pembenaran Budiman saja untuk melegitimasi bahwa berangkulan dengan penculik adalah keharusan sejarah."
"Itu bukti pragmatisme Budiman supaya bisa mendapatkan sesuatu ketika Prabowo berkuasa."
"Padahal belum tentu juga Prabowo menang," ucap Petrus.
Petrus menilai Budiman tengah mempertontonkan politik oportunis.
“Mana yang lebih menguntungkan."
"Tetap di PDIP tetapi karier politiknya mandeg atau berpindah ke Prabowo yang digadang-gadang akan memenangi pertarungan Pilpres?"