TRIBUNNEWS.COM - Berikut contoh khutbah Jumat yang cocok dibawakan hari ini atau pada minggu keempat Agustus 2023.
Contoh teks khutbah Jumat ini berjudul Spirit Kepahlawanan dalam Mengisi Kemerdekaan.
Masyarakat Indonesia baru saja memperingati Hari Kemerdekaan yang ke-78 pada 17 Agustus 2023.
Dalam contoh teks khutbah Jumat ini, memuat materi bahwa kemerdekaan serta lepasnya Indonesia dari belenggu penjajah merupakan berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa.
Sehingga tugas masyarakat selanjutnya yakni mensyukuri hal tersebut dan melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa ini.
Lebih lengkapnya, simak contoh teks khutbah Jumat yang dikutip dari laman Elipski Kemenag:
Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat, 18 Agustus 2023: Kemerdekaan Sebagai Hak Setiap Bangsa
Khutbah Pertama
Jamaah Jum’at yang berbahagia rahimakumullah
Pertama-tama marilah kita panjatkan setinggi-tinggi puji dan sedalamdalam rasa syukur kita ke hadirat Allah Swt., Tuhan semesta alam, atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya. Shalawat salam marilah pula senantiasa kita sanjungkan ke haribaan Rasul tercinta, uswah hasanah kita, Nabi besar Muhammad saw. Juga kepada keluarga beliau, para sahabat, tabi’in dan juga para pengikutnya yang setia dalam mengikuti teladannya hingga akhir zaman.
Melalui mimbar Jumat ini, Khatib berwasiat kepada diri Khatib sendiri dan jamaah sekalian untuk senantiasa merawat nikmat hidayah yang telah Allah tanamkan di dalam jiwa kita dengan bersungguh-sungguh meniti jalan ketakwaan kepada-Nya. Ketakwaan itulah yang akan menjadi kunci kebahagiaan hidup kita. Inna lil muttaqiina mafaazaa, sungguh bagi orang-orang yang bertakwalah kesuksesan, kemenangan yang hakiki. Ketakwaan pulalah yang akan menjadi bekal sejati saat tiba waktunya kita harus kembali ke haribaan Allah Rabbul ‘izzati.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Salah satu nikmat terbesar bangsa ini adalah nikmat kemerdekaan. Bebas dari belenggu penjajahan. Tentu nikmat agung ini harus senantiasa kita syukuri. Selama berabad-abad bangsa kita dijajah, dijadikan sebagai sapi perahan. Lepasnya bangsa ini dari belenggu penjajahan tentu atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa, sebagaimana disebutkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Bersyukur dilakukan dengan memuji Allah dan dengan memberikan sembah pengabdian yang tulus kepada Ilahi. Juga bersyukur dengan memperlihatkan kesungguhan kita untuk melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa ini. Kita harus berterima kasih dan jangan sekali-kali melupakan jasa para pahlawan yang telah memberikan darah dan nyawanya demi kemerdekaan bangsa ini. Mereka semua berjuang tanpa pamrih, memberikan baktinya kepada ibu pertiwi. Di antara para pahlawan bangsa itu juga terdapat banyak ulama dan para santri pejuang yang turut gugur menjadi syuhada. Sungguh, pada hakikatnya mereka tidaklah mati, mereka hidup kekal di sisi Tuhan-Nya. Allah berfirman;
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki”. (Q.S. Ali Imran: 169).
Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat, 18 Agustus 2023 dalam Rangka Hari Kemerdekaan, HUT ke-78 RI