"Penuturan Bu EN itu ada sekitar 19 siswi (yang dibotaki). Kami datangi rumah mereka untuk minta maaf, tapi belum semuanya hari sudah malam, dilanjutkan mediasi di sekolah pada esok paginya," ucap Harto.
Baca juga: Perempuan di India Digunduli Kepalanya Gara-gara Kawin Lari dengan Kekasih
Proses mediasi dilakukan Kamis (24/8/2023). Harto mengungkapkan semua orangtua siswi yang menjadi korban pembotakan diundang ke sekolah.
Namun hanya 10 orangtua siswi yang hadir. Guru EN lantas menyampaikan permintaan maaf atas tindakannya.
Dia juga memberi penjelasan kepada orangtua siswi yang hadir dalam mediasi tersebut.
Baca juga: Murid SD di Buton Sulawesi Tenggara Trauma Karena Dihukum Guru Makan Sampah Plastik
"Sudah damai melalui mediasi pada tanggal 24 Agustus 2023 kemarin, orangtua siswi (korban pembotakan) menyadari perilaku anaknya serta apa yang telah dilakukan Bu EN dan mereka semua (para orangtua) menerima.
Tadi (hari ini) pembelajaran di sekolah juga sudah berlangsung normal seperti biasa, malah ada yang jadi petugas upacara," kata Harto.
Berakhir Kekeluargaan
Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Munif Syarif membenarkan adanya kejadian tersebut. Munif mengungkapkan bahwa persoalan itu telah diselesaikan secara kekeluargaan melalui mediasi yang difasilitasi pihak sekolah.
"Sudah dilakukan mediasi, berakhir secara kekeluargaan. Pihak sekolah langsung menggelar mediasi itu sehari usai kejadian," kata dia.
Menurutnya, sekolah juga memberikan pendampingan psikologis pada para siswa.
"Pihak sekolah juga menyediakan psikiater untuk pendampingan bagi para siswi (yang sempat menjadi korban pembotakan)," tutur Munif.
Kasus serupa juga terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu. Sebuah kasus tindak kekerasan di sekolah kembali terjadi.
Seorang guru SMA diketapel orangtua murid hingga buta. Orangtua murid SMA itu membalas perbuatan sang guru kepada anaknya.
Kini, polisi ikut bertindak menangani kasus guru SMA diketapel orangtua murid hingga buta. Peristiwa ini terjadi di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, tepatnya di SMAN 7 Rejang Lebong.