Berdasarkan dugaan sementara, aksi Praka RM dan rekan-rekannya masih seputar ekonomi.
"Memang ini masih terus didalami, dari keterangan sementara yang didapatkan motif yang kuat melatarbelakangi ini lebih mengarah ke ekonomi atau untuk mencari keuntungan pribadi dari para tersangka."
"Namun akan dipastikan dari penyidikan lanjutan setelah ditemukan lagi alat-alat bukti baru."
"Masih ada perangkat telepon genggamnya korban yang sampai saat ini belum ditemukan, namun kita akan terus mencari itu dan di dalamnya kita dapat data-data percakapan sehingga bisa lebih terungkap nanti," ujarnya, Selasa.
Hamim mengatakan, pengungkapan secara lengkap akan disampaikan apabila semua alat bukti pendukung telah terkumpul.
Menurutnya, ponsel para pelaku hingga saat ini juga masih hilang.
"HP tersangka belum kita temukan. Masih dalam pencarian. Artinya kita tidak bisa berspekulasi dengan asumsi bahwa ini sudah sekian kali melakukan, tetapi ini akan terus didalami," ungkap Hamim.
"Termasuk mungkin juga ada masalah-masalah lain yang melatarbelakangi kasus ini."
'Kita sedang dalam pendalaman sehingga kita tidak bisa berasumsi dulu setelah mantap akan kita sampaikan detailnya pada publik," terang dia.
Baca juga: Sandiwara Oknum Paspampres saat Culik lalu Bunuh Imam Masykur, Pura-pura Jadi Polisi, Ipar Terlibat
Sebagai informasi, para pelaku sempat menghubungi keluarga korban dan mengirimkan video penganiayaan korban melalui ponsel.
Adapun H dilepaskan karena saat itu kondisi fisiknya sudah parah setelah dilakukan penganiayaan.
Para pelaku diketahui sempat meminta tebusan Rp 50 juta kepada keluarga agar Imam Syakur bisa dibebaskan.
Namun, permintaan tebusan tersebut tidak dikabulkan dan Imam terus dipukuli di antaranya di bagian punggung.
Keluarga pun sempat membuat laporan polisi ke Polda Metro Jaya soal penculikan Imam Masykur pada 14 Agustus 2023.