Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI fraksi PPP Nurhayati Effendi, berbicara mengenai Strategi Pemenangan Perempuan pada Pemilu 2024 untuk mencapai kuota minimal 30 persen keterwakilan perempuan di parlemen, sebagaimana diatur oleh Pasal 245 UU No. 7 Tahun 2017.
Nurhayati menekankan pentingnya peran perempuan di parlemen sebagai penentu hak-hak perempuan dalam pembangunan dan masa depan.
Dia mengatakan, perempuan perlu diberi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan serta harus aktif dalam kegiatan yang meningkatkan pengetahuan perempuan.
Hal itu disampaikannya saat menggelar sosialisasi di Hotel Grand Sunshine Resort, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (30/8/2023).
"Di Parlemen, keterwakilan perempuan telah memberikan dampak positif. Salah satu contoh nyata dari kontribusinya adalah disahkannya UU No. 12 Tahun 2022 tentang tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) dan Rancangan Undang-undang kesejahteraan Ibu dan Anak," kata Nurhayati.
Nurhayati menambahkan, meski keterwakilan perempuan di parlemen sudah memberikan dampak positif, nyatanya masih ada saja tantangan yang harus dihadapi perempuan dalam mencapai mimpinya di parlemen.
Satu diantaranya adalah dikeluarkannya PKPU No. 10 tahun 2023 yang mengatur pembulatan angka pecahan di bawah 0,5 menjadi ke bawah.
"Ini jelas berpotensi mengurangi jumlah keterwakilan perempuan. Di sisi lain, pembulatan pecahan dengan dibulatkan ke bawah juga akan bertentangan dengan undang-undang di atasnya," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Nurhayati juga memberikan tiga tips bagi perempuan yang ingin mencalonkan diri pada Pemilu 2024. Diantaranya adalah memanfaatkan peluang, harus mampu bernegosiasi, dan pandai membaca peta dapil.
"Yang pertama, manfaatkan peluang dan bernegosiasilah dengan internal partai politik untuk mendapatkan nomor urut di daerah pemilihan yang kuat. Kedua, identifikasi kursi partai di daerah pemilihan, dan yang ketiga, pahami perolehan suara keterpilihan perempuan di dapil," ujarnya.
Baca juga: Legislator PPP Minta BP2MI Tindak Lanjuti Kasus Penyekapan WNI di Negeri Jiran
Dengan segala pengalaman dan pengetahuannya yang diberikan selama sosialisasi ini, ia berharap, para perempuan dapat lebih diberdayakan dan memiliki peran yang signifikan di parlemen untuk mewujudkan keterwakilan yang setara.