Ia bergegas menghubungi dua rekan KKN-nya untuk menjemput di kantor desa.
Ia masih takut dengan peristiwa yang baru saja dialami. Saat sedang menunggu rekannya, ia sempat dihampiri MK.
Seakan tanpa rasa bersalah, perangkat desa itu justru menggoda ANR. Ia bahkan meminta ANR main ke pondoknya. Saat itu ada dua rekan laki-laki ANR tiba di kantor desa.
Ketiganya bergegas meninggalkan kantor desa dan kembali ke posko. ANR kemudian menceritakan kepada rekannya. Ia kemudian memberanikan diri untuk lapor polisi beberapa hari setelahnya.