"Pak Dirman mampu memimpin Tim Sinkonisasi dengan efektif sehingga dapat menghasilkan laporan yang luar biasa ini," ujarnya ketika itu.
Anies juga sempat menyinggung soal kebersamaannya dengan Sudirman di Kabinet Jokowi-Jusuf Kalla.
Dengan bergurau, ia menyebut bahwa dirinya dan Sudirman "lulus cepat" dari kabinet Jokowi.
Jelang Pilkada Jateng 2018, Sudirman pernah menemui Anies di Balai Kota DKI Jakarta menjelang pencoblosan Pilkada Jawa Tengah, tepatnya pada 26 Juni 2018.
Sudirman menyatakan kedatangannya untuk bersilaturahmi dengan Anies. Setelah berbincang di ruang kerja Anies, keduanya semobil meninggalkan Balai Kota DKI Jakarta.
Sudirman Said yang kala itu sedang mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Jawa Tengah meminta Anies mendukung dirinya dalam berkampanye di Pilkada 2018 di Jawa Tengah.
Seperti diketahui, Sudirman Said gagal dalam Pilgub Jateng. Pun demikian ketika dirinya memutuskan maju sebagai caleg DPR RI dari Partai Gerindra.
Setelah itu semua, Sudirman pun akhirnya kembali diberi jabatan oleh Anies. Kali ini, Sudirman ditunjuk menjadi Komisaris Utama Food Station, salah satu BUMD DKI di bidang pangan.
Sudirman diangkat menjadi komisaris utama dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB) pada Rabu 22 April 2020.
Belakangan, nama Sudirman Said kembali mewarnai pemberitaan pasca-Demokrat meradang dan menuding Anies Baswedan mengkhianati kesepakatan.
Sudirman Said tampil menangkis tudingan-tudingan dari kader Demokrat yang diarahkan ke Anies Baswedan.
Menurut Sudirman Said, tidak terpilihnya AHY sebagai cawapres Anies bukanlah suatu pengkhianatan.
Sudirman Said mengingatkan Anies bukanlah pengurus partai politik sehingga tidak punya kekuasaan lebih dalam memutuskan cawapres pendampingnya.
"Baik Anies dan AHY memiliki keterbatasan dalam mewujudkannya [duet sebagai capres-cawapres], terlebih Mas Anies yang bukan pengurus atau kader partai tertentu sehingga tidak punya daya paksa untuk memutuskan apa yang sudah menjadi pilihannya," jelas Sudirman Said.