TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres merasa prihatin atas memburuknya situasi yang terjadi di Myanmar.
"Saya sangat prihatin dengan memburuknya situasi politik, kemanusiaan, dan hak asasi manusia di Myanmar termasuk Negara Bagian Rakhine. Serta penderitaan sejumlah besar pengungsi yang hidup dalam kondisi yang memprihatinkan," kata Antonio dalam konferensi pers di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Antonio sendiri mengapresiasi pendekatan ASEAN melalui Five Points of Consensus atau Konsensus Lima Poin (5PC) untuk membantu penyelesaian konflik di Myanmar.
"Saya tegaskan kembali seruan mendesak saya kepada penguasa militer di Myanmar untuk mendengarkan aspirasi rakyatnya, membebaskan semua tahanan politik dan buka pintu untuk kembali ke pemerintahan yang demokratis," kata Antonio.
Dia menegaskan PBB akan terus melakukan upaya terbaik untuk memobilisasi komunitas internasional guna mencari sumber daya yang diperlukan untuk mengatasi masalah kemanusiaan di Myanmar.
"Pengungsi terus bertambah yang berada di Bangladesh. Sayangnya saat ini kami mengalami peningkatan (kebutuhan) yang besar dalam dukungan keuangan di dalam dan di luar negara Myanmar. Diperlukan dukungan keuangan, saat ini kami kekurangan sumber daya untuk dapat merespons," tandas dia.
Sebelumnya, Di sela-sela KTT ASEAN, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, di Ruang Kakatua, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Kamis, (7/9/2023).
Dalam pertemuan, Presiden menyampaikan keprihatinannya dengan situasi global saat ini dan mengatakan bahwa harapan dunia pada PBB makin besar untuk ciptakan perdamaian dunia. Jokowi mendorong sinergi ASEAN dengan PBB dalam upaya menjaga perdamaian di kawasan.
Baca juga: Alasan Filipina akan Gantikan Myanmar Jadi Ketua ASEAN 2026
"Yang Mulia, diperlukan sinergi antara ASEAN dan PBB untuk jaga perdamaian dan tangani isu penting di kawasan, termasuk isu Myanmar," kata Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan soal Indo-Pasifik. Menurut Presiden, ASEAN kembali memberikan kontribusi bagi kawasan Indo-Pasifik melalui implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
"Mengenai Indo-Pasifik, ASEAN kembali berikan kontribusi melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific yang diterjemahkan dalam kerja sama konkret," katanya.