Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Dalam rangkaian kegiatan Pra Rakernas IV PDI Perjuangan (PDIP), Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto melakukan pertemuan dan dialog di Kampus IPB University, Kamis (21/9/2023) pagi.
Berdasarkan pantauan, Hasto turut hadir bersama pendiri dan peneliti senior Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University Prof Rokhmin Dahuri dan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas.
Kehadiran Hasto dan rombongan ini disambut langsung oleh Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan LPPM IPB University, Prof Dr Yonvitner beserta jajaran civitas IPB University.
Sebelum melakukan dialog, Hasto diantar Prof Dr Yonvitner untuk berkeliling IPB University sembari menuju Gedung EDTC PKSPL.
Hasto menyebut, bahwa peletakan batu pertama bangunan IPB University dilakukan oleh Presiden Pertama RI, Ir Soekarno atau Bung Karno pada tahun 1952.
Baca juga: Hasto Singgung Kejutan Cawapres Ganjar, Diumumkan di Rakernas IV PDIP?
Dimana, kini bangunan IPB University masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Hasto pun tertarik dengan salah satu tulisan yang menempel di sebuah dinding bangunan IPB University.
Tulisan itu bertuliskan 'Ilmu Sistematik Geografi dan Sosiologi Tumbuh-Tumbuhan'.
Hasto pun meminta penjelasan singkat dari Prof. Yonvitner soal makna tulisan itu.
Politisi asal Yogyakarta ini pun teringat keinginan dari Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri soal peta tanaman berdasarkan geografinya.
Baca juga: Andaikan MK Beri Jalan Gibran Maju Cawapres, Hasto: Capresnya Tinggal Dua, Ganjar dan Anies
Di mana, Megawati ingin membagi 12 wilayah Indonesia berdasarkan kekayaan tumbuh-tumbuhan.
Karena, Hasto menyebut Megawati sangat menaruh perhatian terhadap tumbuh-tumbuhan yang tersebar di seluruh Indonesia. Apalagi, Megawati meyakini bahwa tumbuh-tumbuhan bisa memenuhi kebutuhan pangan rakyat agar tak tergantung pada produk impor.
"Nah, prof, Ibu (Megawati) itu ingin buat ini, jadi ini misalnya peta Indonesia, lalu dibagi dalam 12 (wilayah), ini ada rasionalitas secara geostrategic, dibagi 12," kata Hasto.