TRIBUNNEWS.COM - Simak inilah contoh naskah pidato peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Menurut kalender Masehi, tahun ini, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada Kamis (28/9/2023).
Dalam rangkaian acara peringatan Maulid Nabi, ada beberapa hal yang dipersiapkan misalnya seperti pidato atau ceramah Maulid Nabi Muhammad.
Baca juga: 40 Link Twibbon Maulid Nabi Muhammad 1445 H/2023, Simak Juga Cara Mudah Unggah ke Sosial Media
Adanya pidato atau ceramah Maulid Nabi Muhammad yakni untuk menularkan keteladanan Nabi Muhammad SAW kepada para jamaah yang hadir di acara peringatan Maulid Nabi.
Selengkapnya, inilah contoh pidato peringatan Maulid Nabi SAW yang dikutip dari TribunJogja.com dan Gramedia.com.
1. Pidato Maulid Nabi: Gaya Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Hadirin yang dirahmati oleh Allah, dalam kesempatan ini marilah kita panjatkan puji syukur atas limpahan berkah yang telah Allah SWT berikan kepada kita semua. Karena berkat-Nya, kita semua bisa berkumpul pada hari dan bulan yang mulia ini dengan keadaan sehat tanpa kekurangan apa pun. Sehingga kita semua bisa hadir pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sholawat dan salam mari kita panjatkan puji syukur kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga Rasulullah SAW senantiasa ditempatkan disisi Allah sebagai umat yang memperoleh derajat paling tinggi di akhirat, Aamiin Allahuma Aamiin.
Hari ini saya akan membawakan sebuah pidato tentang salah satu aspek yang membuat Nabi Muhammad SAW menjadi sosok yang luar biasa, yaitu gaya kepemimpinan beliau.
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW adalah teladan yang patut diikuti oleh kita semua dalam memimpin organisasi, sekolah atau kegiatan lainnya. Beliau memberikan contoh yang sempurna tentang bagaimana seorang pemimpin seharusnya bertindak.
Pertama-tama dan yang paling utama, aspek penting dari gaya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW adalah kepemimpinan dengan teladan. Beliau selalu menjadi contoh yang baik dalam segala hal. Beliau mempraktikkan nilai-nilai moral, kejujuran, dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari dan hal inilah yang menginspirasi orang-orang sekitar untuk mengikuti jejak beliau.
Kemudian, Nabi Muhammad SAW adalah seorang pemimpin yang selalu mendengarkan pendapat dan masukan dari umatnya. Hal itu bisa kita lakukan ketika sebagai seorang pemimpin, layaknya untuk selalu mendengarkan dan menghargai pendapat dari anggota kita.
Dari Nabi Muhammad SAW kita bisa belajar bahwa tidak hanya memerintah, tetapi juga bekerja sama dengan umatnya untuk mencapai keputusan yang terbaik. Hal itu adalah contoh bagaimana seorang pemimpin seharusnya menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang yang dipimpinnya.
Selain itu, kepemimpinan yang ada pada Nabi Muhammad SAW juga dikenal dengan sikap keadilan. Beliau tidak pernah memihak pada kelompok tertentu, melainkan selalu memutuskan berdasarkan prinsip keadilan. Salah satu aspek yang paling penting dalam memimpin adalah keadilan, karena keadilan merupakan pondasi yanag kuat untuk mewujudkan masyarakat yang adil.
Nabi Muhammad SAW juga dikenal dengan sikap empati dan kasih sayangnya terhadap umatnya. Beliau selalu peduli terhadap kesejahteraan fisik dan spiritual orang-orang di sekitanya. Inilah yang mengajarkan kepada kita bagaimana pentingnya berempati dan menjaga kesejahteraan orang-orang yang dipimpin.
Terakhir, Nabi Muhammad SAW merupakan seorang pemimpin yang memiliki visi yang jelas. Beliau memiliki tujuan yang jelas dalam menyebarkan Islam dan membangun masyarakat yang lebih baik. Visi ini menjadi panduan dalam setiap tindakan beliau sebagai pemimpin.
Dalam mengambil pelajaran dari gaya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, kita dapat merangkul nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, empati dan visi yang jelas dalam kepemimpinan kita sendiri. Dengan mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW, kita dapat menjadi pemimpin yang lebih baik dan membawa perubahan positif dalam organisasi.
Terimakasih atas perhatiannya. Semoga kita semua dapat mengambil inspirasi dari gaya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan menerapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Baca juga: Kumpulan Bacaan Doa dan Sholawat Sambut Maulid Nabi Muhammad
2. Contoh Pidato Maulid Nabi: Jadikan Rasulullah SAW sebagai Tolak Ukur dalam Menjalani Hidup
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Innalhamdalillaah nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa na’uudzu billahi min suruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudhlilhu falaa haadiya lah. Asyhadu allaa ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh. Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Kepada semua jama’ah, para ulama dan ustadz, sesepuh, Bapak/Ibu, Mas/Mbak, dan adik-adik sekalian, Allah ‘azza wa jalla telah menjanjikan dua hal tentang nikmat, yaitu bersyukur dan ingkar. Janji pertama, bagi kita yang bersyukur atas nikmat-Nya, Allah akan menambahkan nikmat dan melipatgandakannya untuk kita. Janji kedua, Allah akan memberikan musibah sekaligus mengurangi nikmat yang telah diterima bagi kita yang tidak mau bersyukur.
Kesempatan untuk hadir di majelis ilmu, mari kita syukuri dengan ucapan hamdallah dan menuntut ilmu dengan niat yang lurus. Oleh sebab itu, dalam mensyukuri nikmat-Nya, mari kita gunakan waktu yang kita miliki untuk melakukan perbuatan-perbuatan amal shalih.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang kelahirannya sedang kita peringati saat ini. Dalam memperingati maulid Nabi, mari kita teladani sikap dan sifat beliau yang mulia. Ada banyak kisah yang kita dengar tentang Rasulullah SAW, namun kali ini kita akan membuat satu cerita yang sederhana tetapi sangat mendalam.
Suatu hari, Rasulullah SAW sedang mengadakan majelis ilmu di Masjid Nabi. Masjid yang juga disebut Masjid Nabawi saat itu masih beralaskan pasir, tanpa ubin dan sajadah. Para manusia terbaik itu berkumpul di dalam masjid tersebut untuk meraih ilmu dari teladan terbaik.
Di saat yang sama, seorang lelaki badui yang berasal dari desa masuk ke dalam masjid, bukan untuk shalat ataupun mengikuti majelis ilmu. Orang tersebut berjalan ke pojok ruangan masjid, menengok ke kanan dan kiri lalu jongkok untuk kencing. Ya, dia kencing di dalam masjid.
Apa reaksi Anda jika mengetahui hal itu terjadi? Marah? Ya, wajar. Bahkan para sahabat Nabi SAW yang mulia saja bergejolak dan marah. Mereka mendatangi orang itu dan siap meledakkan amarahnya.
Mengetahui bahwa semuanya tengah diliputi amarah, Rasulullah SAW memanggil para sahabat dan menenangkan mereka semua yang sudah siap melakukan ketegasan. Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk tidak mengganggu hajat orang tersebut dan menyelesaikan hajatnya.
Nabi Muhammad SAW memanggil orang itu dengan nada yang ramah. Orang badui yang mengetahui bahwa di sekitarnya sudah dipenuhi dengan hawa amarah, berjalan menuju Rasulullah SAW. Ia menilai hanya Nabi Muhammad SAW satu-satunya orang yang tidak menampakkan wajah marah.
Beliau kemudian menasehati orang badui tersebut agar tidak melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya. Beliau menjelaskan bahwa masjid dibangun untuk shalat dan membaca Al Quran, bukan untuk buang hajat. Orang itu paham lalu pergi meninggalkan masjid.
Tak lama berselang, tiba waktu shalat dan Nabi Muhammad SAW menjadi imam. Tanpa disangka, lelaki badui tadi ikut bergabung shalat jamaah. Ia masuk ke tengah-tengah barisan jamaah. Saat masuk ke gerakan i’tidal, lelaki badui ini kembali membuat geger.
Ia menambahkan doa i’tidal sesuai dengan versinya sendiri dan diteriakkan keras-keras. Padahal harusnya doa tersebut dibaca di dalam hati. “Ya Tuhan kami, bagi-Mu lah segala puji. Sayangilah aku dan Muhammad dan jangan Engkau sayangi orang-orang selain kami berdua,” begitu doa yang ia ucapkan.
Lihatlah doa orang ini. Secara rukun shalat memang salah. Tapi jika kita lihat dari sudut pandang lain, orang ini telah memasukkan Nabi Muhammad SAW ke dalam hatinya. Bahkan ia telah menjadikan Rasulullah sebagai orang yang paling penting bagi hidupnya, di samping dirinya sendiri. Bagaimana bisa?
Pertemuan beberapa menit tadi telah mengisi hatinya dengan Nabi Muhammad SAW. Apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah? Sederhana. Menahan amarah, berkata yang lembut, dan memberikan nasehat dari yang tulus dan terdalam.
Mari kita berkaca pada hidup kita. Apakah tutur kata, sikap, dan sifat bisa meninggalkan kesan yang positif dan mendalam untuk lingkungan sekitar kita? Jangan-jangan selama ini kita memberikan kesan negatif di hati banyak orang.
Jangan-jangan, selama ini kita sibuk memoles diri agar terlihat sebaik dan semulia mungkin. Jangan-jangan selama ini tutur kita melangit dan terlihat cerdas namun tidak berhasil membuat orang lain nyaman dengan keberadaan kita.
Jangan-jangan selama ini kita memiliki waktu kebersamaan yang banyak dengan orang di sekitar, namun kita lebih banyak meninggalkan jejak keburukan dalam hidup mereka.
Dengan menjadikan Rasulullah SAW sebagai tolok ukur kita dalam menjalani hidup, Insya Allah kita akan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Mari kita jadikan momen peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai titik perbaikan akhlak kita kepada Allah, makhluk-Nya, dan lingkungan sekitar kita.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
(Tribunnews.com/Latifah)