TRIBUNNEWS.COM - Berikut kisah cinta pahlawan revolusi, Kapten Pierre Tendean dan kekasihnya bernama Rukmini Chaimin yang harus berakhir karena peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau yang akrab disebut G30S.
Dikutip dari YouTube Tribunnews, pada tahun 1963, Pierre dikenalkan oleh dua orang temannya kepada Rukmini.
Rukmini adalah wanita asal Medan, Sumatera Selatan yang memiliki darah Jawa, yakni Yogyakarta dan dari keluarga penganut agama Islam yang taat.
Di mana, keluarga besarnya termasuk dalam Barisan Muhammadiyah Kota Medan dan Yogyakarta.
Tak hanya itu, Rukmini juga dikenal sebagai gadis yang salehah dan rajin beribadah.
Diketahui, Pierre Tendean dan Rukmini pertama kali bertemu saat Pierre ditugaskan sebagai Komandan Pleton Batalion Zeni Tempur 2, Kodam I Bukit Barisan di Sumatera Utara dan berpangkat Letnan Dua.
Ketika pertama kali bertemu, Rukmini berhasil mencuri hati Pierre Tendean. Padahal, mereka terpaut usia yang cukup jauh.
Baca juga: Profil Singkat 7 Pahlawan Revolusi: Jenderal TNI Ahmad Yani hingga Kapten Czi Pierre Tendean
Rukmini saat itu diketahui masih duduk di bangku SMA dan usianya delapan tahun lebih muda dari Pierre.
Disebutkan, awalnya Pierre, tak mau dengan perjodohan dari temannya tersebut.
Namun, karena Pierre merasa lelah dengan tawaran dari teman-temannya itu, akhirnya Pierre mau menerima ajakan temannya tersebut untuk berkunjung ke rumah Rukmini.
Pada pertemuan pertama, ternyata Pierre langsung jatuh hati pada karakter Rukmini.
Ketertarikan Pierre Tendean terhadap Rukmini tumbuh semakin besar menjadi cinta.
Sosok Rukmini yang sederhana menjadi daya tarik tersendiri di mata Pierre.
Sosok Rukmini