Ia lantas memperkenalkan diri menggunakan tiga bahasa tersebut secara lancar.
Sontak, KSAD Dudung meminta agar pemuda berusia 21 tahun tersebut langsung diterima menjadi Bintara usai mengetahui keahliannya dalam berbahasa asing.
KSAD Dudung bahkan meminta agar Raffi langsung mengikuti pendidikan Bintara.
"Udah, kalau gitu jangan Tamtama, Bintara aja ya. Kamu langsung masuk pendidikan," kata KSAD Dudung sambil tersenyum.
Mendengar perkataan KSAD Dudung tersebut, Raffi langsung menangis dan sujud syukur.
Baca juga: Dilantik Jadi Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik: Saya TNI, Taat Nurut Instruksi, Perintah, Siap
Penuhi Wasiat Ayah
Dalam wawancara bersama Buletin TNI AD, Raffi Atqiya mengaku sudah bercita-cita menjadi prajurit TNI sejak kecil.
Tekadnya semakin bulat setelah sang ayah memberinya pesan untuk menjadi prajurit TNI.
"Untuk menjadi TNI, sudah cita-cita saya sejak kecil. Ditambah pada saat tahun 2017, tepatnya pada bulan November tanggal 23, saat itu saya menemani almarhum Bapak untuk berjalan pagi."
"Bapak saya mengalami sakit stroke waktu itu. Setelah berjalan-jalan, Bapak mengajak bicara saya dan berpesan, 'Raffi, suatu saat nanti kamu harus jadi TNI'," kisah Raffi.
Rupanya, pesan itu menjadi pesan terakhir ayah Raffi.
Di hari yang sama, saat Raffi berada di sekolah, ia mendapat kabar sang ayah terpeleset di kamar mandi dan harus dirawat di rumah sakit.
Namun, baru satu hari dirawat, ayah Raffi meninggal dunia.
"Di jam istirahat, saya dapat telepon dari Ibu bahwa Bapak terpeleset di kamar mandi dan beliau dibawa ke rumah sakit."
"Qadarullah, saat malam Jumat, tepat pukul 10.00 malam, Bapak mengembuskan napas terakhir," ungkap Raffi.