TRIBUNNEWS.COM - Hari Cerebral Palsy Sedunia atau World Cerebral Palsy Day diperingati tanggal 6 Oktober setiap tahunnya.
Tahun ini, Hari Cerebral Palsy Sedunia jatuh pada Jumat (6/10/2023) hari ini.
Dikutip dari BBC, tema peringatan Hari Cerebral Palsy Sedunia tahun 2023 adalah "Together Stronger" yang artinya "Bersama Lebih Kuat".
Tema ini menyoroti pentingnya persatuan dan saling mendukung dalam komunitas Cerebral Palsy.
Baca juga: Hari Cerebral Palsy Sedunia Diperingati 6 Oktober: Kumpulan Ucapan dan Sejarahnya
Sebagai informasi, Cerebral Palsy merupakan istilah umum yang menggambarkan hilangnya atau gangguan fungsi motorik.
Cerebral Palsy sebenarnya disebabkan oleh kerusakan otak.
Kerusakan otak disebabkan oleh cedera otak atau perkembangan otak abnormal yang terjadi saat otak anak masih berkembang (terjadi sebelum lahir, saat lahir, atau segera setelahnya).
Cerebral Palsy juga dapat memengaruhi pergerakan tubuh, kontrol otot, koordinasi otot, tonus otot, refleks, postur dan keseimbangan.
Hal ini juga dapat memengaruhi keterampilan motorik halus, keterampilan motorik kasar, dan fungsi motorik mulut.
Lantas, siapa yang menemukan Cerebral Palsy?
Pelopor Cerebral Palsy
Melansir laman cerebralpalsy.org, pada pertengahan tahun 1800-an, Dr. William John Little memelopori studi tentang Cerebral Palsy dengan menggunakan disabilitas masa kecilnya sendiri sebagai inspirasi.
William John Little ini adalah orang pertama yang mendefinisikan Cerebral Palsy sebagai cedera otak yang disebabkan oleh kekurangan oksigen saat lahir.
Teknik inovatifnya tersebut masih membantu orang hingga saat ini.
Sementara itu, William Osler, dianggap sebagai tokoh penting dalam memajukan pengobatan modern.
Ia menulis buku pertamanya tentang Cerebral Palsy, dan mempunyai kesimpulan akhir bahwa pengobatan yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup secara signifikan.
Kemudian, Sigmund Freud, seorang ahli saraf, adalah orang pertama yang menyatakan bahwa Cerebral Palsy mungkin disebabkan oleh perkembangan abnormal sebelum kelahiran.
Saat itu, Freud menyatakan bahwa kesulitan melahirkan "hanya merupakan gejala dari dampak yang lebih dalam yang mempengaruhi perkembangan janin".
Namun pada saat itu, kesimpulan tersebut diabaikan.
Baru beberapa dekade kemudian, para peneliti mulai mendukung teori Freud tersebut.
Baca juga: Apa Itu Cerebral Palsy? Simak Penyebab, Jenis-jenis, dan Gejalanya
Individu dan organisasi lain juga membuat langkah bersejarah untuk membantu penderita Cerebral Palsy.
Pada waktu yang berbeda, pemerintah AS mengeluarkan undang-undang penting untuk memodernisasi layanan atau perawatan, dan memajukan hak-hak individu penyandang disabilitas.
Presiden John F. Kennedy menandatangani Undang-Undang Kesehatan Mental Komunitas pada tahun 1963, yang mempromosikan perawatan berbasis komunitas sebagai alternatif dari pelembagaan.
Lalu, pada tanggal 26 Juli 1990, Presiden George HW Bush juga mengesahkan Undang-Undang Penyandang Disabilitas Amerika, yang melarang pemberi kerja melakukan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.
Tak hanya itu saja, para inovator juga terus membawa Cerebral Palsy ke dalam kesadaran nasional.
Marie Killilea menulis sebuah buku berjudul "Karen", yang membahas tentang kehidupan putrinya yang menderita Cerebral Palsy.
Buku tersebut, masih dicetak hingga saat ini masuk dalam daftar buku terlaris New York Times pada tahun 1952.
Ada juga Isabelle dan Leonard Goldenson serta Ethel dan Jack Hausman yang juga merupakan orang tua dari anak-anak penderita Cerebral Palsy.
Kedua pasangan tersebut mendirikan organisasi yang bernama United Cerebral Palsy Association (UCP).
Adapun terobosan dalam bidang kedokteran, seperti golongan darah, penggunaan fototerapi untuk menyembuhkan penyakit kuning, dan pengembangan vaksin rubella untuk membantu mencegah Cerebral Palsy, akan terus berlanjut hingga saat ini.
Hari Cerebral Palsy ini pertama kali dirayakan pada tahun 2012 dan bertujuan untuk mempertemukan para penderita Cerebral Palsy serta keluarga, pendukung, dan organisasi mereka dari seluruh dunia.
(Tribunnews.com/Latifah)