TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyoroti kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Sumatera Selatan hingga Jambi, beberapa waktu terakhir.
Asisten Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan KemenPPPA Amurwani Dwi Lestariningsih mengatakan, kondisi lingkungan memengaruhi tumbuh kembang anak.
Satu di antaranya, menurut Amurwani, anak menjadi tidak bebas berkegiatan di luar ruangan karena kondisi udara yang buruk.
Oleh karena itu, ia meminta pemerintah mengambil sikap terkait terjadinya karhutla dan menyikapinya sebagai kondisi sangat serius.
"Tentu kita mengharapkan pemerintah untuk bekerja sama dengan kementerian atau lembaga terkait, untuk menyikapi kebakaran hutan ini sebagai hal yang serius, karena jangan sampai hak anak untuk bermain itu tidak bisa dilakukan secara maksimal, artinya anak tidak bisa dicegah hanya bermain di dalam rumah terus-terusan. Karena dia butuh berkembang," kata Amurwani, di Jakarta, Sabtu (7/10/2023).
Amurwani menjelaskan, sistem pendidikan yang ada mendorong anak untuk mengeksplorasi hal-hal yang ada di sekitarnya.
Sehingga, katanya, isu karhutla agar dapat diminimalisir mengingat anak memiliki hak untuk bermain guna mengeksplorasi diri.
"Hak anak untuk bermain di luar itu, menjadi penting juga. Isu karhutla kalau bisa segera diminimalisir," ucapnya.
Baca juga: Karhutla Diprediksi Masih akan Terjadi di Kalteng, Sumsel dan Sebagian Wilayah Kalsel
Sementara itu, Amurwani mengatakan, saat ini siswa-siswi di wilayah terdampak karhutla sudah kembali dalam pembelajaran tatap muka (PTM).
Namun, situasi udara yang sedang tidak baik tetap harus menjadi perhatian.
Meski ada dorongan agar anak-anak bisa mengeksplorasi lingkungan sekitar, menyelenggarakan sekolah dari rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga tetap menjadi pilihan.
"Nah ini yang kemudian kalau menurut dokter anak waktu itu ya sementara ya mereka harus di dalam rumah, karena kondisinya tidak bagus untuk paru-paru mereka," jelasnya.
Amur menilai, pemberlakuan PJJ mampu menekan kasus ISPA pada anak agar tidak terus mengalami peningkatan.
"Beberapa sekolah yang melakukan pembelajaran secara daring ya untuk mencegah penyakit-penyakit seperti ISPA itu," tuturnya.