Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhir-akhir ini muncul pemberitaan kasus anak bunuh diri.
Satu di antaranya siswi sekolah dasar (SD) berinisial SR melompat dari lantai empat gedung SDN 06 Petukangan Utara, Jakarta Selatan, pada tanggal 26 September 2023.
Terkait hal ini, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi ungkapkan jika Indonesia telah darurat kekerasan.
"Ini sebetulnya menunjukkan anak-anak kita sudah darurat kekerasan. Kekerasan mereka menjadi korban atau mereka menjadi pelaku. Dan kekerasan juga pelaku kepada orang lain atau pun kepada diri sendiri," ungkapnya pada Tribunnews, Kamis (12/10/2023).
Sayangnya, menurut laki-laki yang akrab disapa kak Seto ini, menyebutkan terkadang kekerasan pada anak tersebut tidak disadari baik oleh orangtua mau pun oleh para pendidik.
Baca juga: Tips dari Kak Seto Agar Anak Selalu Sehat dan Aktif
"Kekerasan yang terus menerus, kurangnya apresiasi, kurangnya penghargaan, kurangnya rasa bangga masing-masing individu sering membuat antara fly atau fight," paparnya.
Fight atau melawan. Melawan guru, berani memukul guru, membunuh, merusuh dan sebagainya. Termasuk melawan pada orangtua.
Biasanya bisa dilihat seperti mulai tidak peduli dengan lingkungan sekitar, tidak mau mengobrol dengan keluarga, mengunci di kamar dan punya keasyikan sendiri.
Kedua kata Kak Seto adalah fly. Bisa terbang ke luar dunia.
"Mengakhiri hidupnya. Ini yang kadang kurang disadari dalam sistim pendidikan kita. Baik pendidikan formal mau pun informal," pungkasnya.