Laporan Wartawan Tribunews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengatakan moderasi konten harus dilakukan dengan banyak pihak supaya minim adanya disinformasi Pemilu 2024.
"Sinergitas dan kerja kolaboratif harus jalan, tidak bisa sendiri-sendiri," ujar Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty dalam keterangannya, Jumat (13/10/2023).
Lolly menilai melawan konten hoaks dan disinformasi itu susah.
Konten positif tidak mampu viral lantaran konten yang dibuat sangat terbatas dan kalah cepat.
"Maka dari itu kita harus menciptakan banyak konten kreator," ujar perempuan asal Cianjur itu.
Dalam hal kolaborasi ini, Lolly pun mengungkapkan pihaknya berkerja sama dengan koalisi masyarakat sipil.
Baca juga: Bawaslu: DOB Perlu Dapat Perhatian Khusus dalam Penyelenggara Pemilu 2024
Kamis (12/10/2023) lalu Bawaslu menerima audiensi Koalisi Masyarakat Sipil Lawan Disinformasi Pemilu di Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat.
Mewakili Koalisi Masyarakat Sipil, Loina Perangin-Angin dari Mafindo mengungkapkan menjelang Pemilu 2024, sepanjang 2023 ini telah ada 1.731 hoaks dengan rata-rata per-bulan ada 200-an hoaks.
"Hoaks pertama soal pemilu dimulai Maret 2022, padahal tahapan Pemilu 2024 baru dimulai Juni 2022," papar dia.
Dia mengatakan persentase hoaks politik meningkat tajam seiring tahun berjalan.
Baca juga: Bawaslu Akui Belum Bisa Bergerak Sendiri Tindak Netralitas ASN di Medsos
Pada 2018, hoaks politik sekitar 50 persen, tahun 2019 naik menjadi 52 persen. Lalu pada 2020, hoaks politik turun karena ada pandemi jadi 30,5 persen, pada 2021 menjadi 22,7 persen. Pada 2023 mulai naik 32 persen, sekarang ini masuk 54 persen.
"Ini saja belum (masuk masa) kampanye, penetapan DCT. Diprediksi hoaks akan meningkat tajam setelah masuk masa kampanye," ungkap Loina.
Saat ini, kata dia, tipe hoaks juga mengalami perubahan. Pada tahun-tahun sebelumnya, tipe hoaks itu biasanya konten yang menyesatkan, akan tetapi tahun ini konten yang dimanipulasi.
"Jadi motifnya tags-nya, video dibuat sedemikian rupa. Bentuk hoaks yang dominan adalah video," tandasnya.