Penasihat hukum Lukas, Petrus Bala Pattyona, yang duduk di sebelah kliennya pun ikut membantu menjawab.
Ia menegaskan Lukas tidak tahu-menahu perihal hotel Angkasa dimaksud.
"Oke. Yang punya siapa saudara tahu tidak?" tanya jaksa melanjutkan.
"Ko punya!" jawab Lukas dengan nada tinggi.
"Saya yang punya?" ujar jaksa.
"Ko punya!" timpal Lukas.
"Enggak mungkin lah," kata jaksa.
Merasa belum mendapat jawaban, jaksa mengulangi pertanyaan perihal kepemilikan hotel Angkasa.
"Setahu saudara, saya tanya pelan-pelan ini pak, kalau memang itu bukan punya saudara kan sampaikan saja itu bukan punya saudara," tutur jaksa.
"Hotel Angkasa siapa yang punya?" tanya jaksa.
"Ko punya to, Pu*****!" jawab Lukas dengan nada emosi.
Jaksa tidak terima dengan jawaban tersebut dan mengadukan ke majelis hakim yang dipimpin oleh Rianto Adam Pontoh.
"Yang Mulia, ini kata-kata kasar Yang Mulia," kata jaksa.
Rianto lantas mengambil alih persidangan. Dalam kesempatan itu, ia mengulangi pertanyaan tim jaksa KPK.
Kepada hakim, Lukas mengaku tidak mengetahui perihal hotel Angkasa.
"Mungkin bisa disampaikan kami keberatan dengan kata-kata kasar tadi Yang Mulia," ucap jaksa.
"Pak jaksa dan pak hakim atas nama terdakwa saya menyatakan mencabut ucapan 'ko punya' dan 'pu*****'," ucap Petrus menimpali.