News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dugaan Korupsi di Kementerian Pertanian

Butuh Sosok Pengawas, Mentan Amran Minta KPK Kembali Berkantor di Kementan

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/9/2023). Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali berkantor di Kementerian Pertanian (Kementan).

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali berkantor di Kementerian Pertanian (Kementan).

Guna mewujudkan hal itu, Mentan Amran meminta Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementan segera berkoordinasi dengan KPK.

Ketika masih menjabat sebagai Mentan pada periode 2014-2019, Amran juga pernah menempatkan beberapa pegawai KPK agar berkantor di Kementan.

Baca juga: Presiden Jokowi Ungkap Alasan Tunjuk Kembali Amran Sulaiman Sebagai Menteri Pertanian

Tujuan KPK berkantor di Kementan, kata Amran, ialah untuk mengawasi jalannya pembangunan pertanian.

"Saya minta besok ada jajaran KPK yang berkantor di Kementan untuk mengawasi jalannya pembangunan pertanian," ujar Amran usai menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Kehumasan di Jakarta, Kamis (26/10/2023), dikutip dari Kompas.com.

Amran berpendapat, pengawasan KPK dibutuhkan supaya tak ada lagi pegawai Kementan yang terjerat tindak pidana.

Ia menginginkan Kementan kembali menjadi institusi bermartabat dan mendapatkan kepercayaan publik.

"Saya kira ini penting sekali karena publik harus memahami tugas membangun pertanian," sambung pria berusia 55 tahun itu.

"Karena itu sekali lagi saya berharap besok sudah ada KPK yang berkantor di Kementan," ujarnya.

Sebagai informasi, Amran merupakan Mentan yang baru saja dilantik untuk menggantikan Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang terjerat kasus korupsi di Kementan.

Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman usai prosesi pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/10/2023). Presiden Joko Widodo melantik Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian sisa masa jabatan tahun 2019-2024 menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang mengundurkan diri setelah menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Amran dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/10) pukul 09.00 WIB

Ia mengisi posisi yang sebelumnya ditempati oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, selaku Pelaksana Tugas (Plt).

Takdir Tak Pernah Tertukar

Selepas dilantik sebagai Mentan, Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa takdir tak pernah tertukar.

Amran tidak menyangka jika dirinya kembali terpilih dan dipercaya untuk mengisi kursi yang sebelumnya pernah ia duduki.

"Kesimpulannya adalah takdir. Takdir tidak pernah tertukar. Biarlah takdir berputar pada orbitnya. Sehingga kita semua menerima dengan baik, apa pun yang terjadi," ucap Amran di Kantor Kementan Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Amran mengungkapkan, ia mengaku senang dengan posisinya ini, pasalnya dirinya kembali ke kantor lama.

Terlebih, tepat saat dirinya dikabarkan menjadi Mentan, hujan akhirnya mengguyur sejumlah wilayah di Indonesia.

Menurut Amran, hal ini merupakan wujud petanda keberkahan, dan diharapkan El Nino akan berakhir.

"Tetapi ada yang menarik, pelantikan hari ini penuh berkah, tiba-tiba El Nino berubah menjadi hujan dan El Nino menghilang, ini adalah berkah untuk kita semua," ucap Mentan Amran.

"Ini sangat kita nantikan selama El Nino. Alhamdulillah hari ini hujan sehingga saya tidak menunda langsung ke sini karena menjemput berkah. Menjemput takdir," ujarnya, Rabu (25/10/2023).

Pada hari yang sama selepas pelantikan, dirinya bersama sejumlah jajaran melakukan rapat internal untuk membahas sejumlah tugas yang akan dikerjakan ke depannya.

Fokus Amran tetap sesuai arahan Presiden Jokowi, yakni menggenjot produksi tanaman pangan.

"Kita rapat dulu, kita harus tau situasi baru membehani," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Deni/Bambang Ismoyo)(Kompas.com/Elsa Catriana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini