TRIBUNNEWS.COM - Masyarat Desa Mundu membuat gerakan inovatif yakni memanfaatkan kotoran sapi sebagai bahan baku energi alternatif biogas.
Gerakan masyarakat desa yang terletak di Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini telah dimulai sejak tahun 2013.
Diketahui desa yang dikenal sebagai sentra sapi ini, rata-rata penduduknya berprofesi sebagai peternak sapi baik sapi indukan, sapi potong maupun sapi perah.
Pengembangan biogas di Desa Mundu ini bermula dari pelatihan dari Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP).
Dalam pelatihan diberikan materi cara pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas, dan juga diberikan pelatihan berbasis proyek untuk warga dalam membuat digester biogas.
Saat itu, ada tiga titik yang dikerjakan oleh warga setelah mendapat pelatihan dan dikerjakan selama 15 hari.
Ketua Kelompok Tani Ternak Margo Mulyo Desa Mundu, Teguh Sutikno menjelaskan bahwa program biogas ini menjadi menarik bagi warga karena materi yang diberikan disertai dengan percontohan sekaligus pelatihan berbasis proyek.
Sehingga, warga dapat melihat secara langsung dan berpartisipasi langsung dalam program berkelanjutan ini.
“Dulu itu kan kita memang diarahkan dan dulu kan kita belum banyak yang berminat gitu, dan kita memang belum tau biogas itu apa. Setelah itu di sini dikasih pelatihan yang nggak cuma materi saja tapi ada percontohannya lalu kan satu menyala dengan baik, maka akhirnya banyak warga berminat,” kata Teguh.
Baca juga: Dorong Pemanfaatan EBT, PTPN V Klaim Sudah Punya Lima Pembangkit Tenaga Biogas
Selain membangun budaya penggunaan energi alternatif dan ramah lingkungan di Desa Mundu, program ini juga mencetak ahli-ahli baru pembuat digester dari kalangan warga.
Salah satu warga yang dilatih pembuatan digester biogas adalah Pono, yang memiliki latar belakang sebagai peternak sekaligus tukang.
Setelah mengikuti program pengembangan biogas, Pono saat ini sudah menjadi ahli dalam pembuatan digester biogas.
Bahkan, selain sudah banyak membangun digester biogas di desanya sendiri, ia sempat diterbangkan menuju Langkat Sumatera lantaran dipercaya oleh Kemendes untuk mengerjakan proyek pengembangan biogas di sana.
Manfaat: Solusi Penanganan Limbah Ternak hingga Tak Perlu Elpiji
Program biogas ini tidak hanya membuat masyarakat menjadi tenang karena tidak perlu membeli gas elpiji lagi sehingga terhindar dari kelangkaan tabung gas elpiji.
Tapi, program ini juga sebagai solusi nyata atas permasalahan limbah hewan ternak milik warga yang selama ini menjadi masalah pencemaran lingkungan di Desa Mundu.
Pasalnya, sebelum adanya program biogas ini masyarakat banyak yang kebingungan untuk membuang limbah kotoran ternak mereka.
Tidak jarang limbah tersebut menumpuk karena sebelumnya hanya dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.
“Ya digunakan untuk pupuk saja. Cuma kadang kan juga mengganggu lingkungan, bau juga terus mengalir kemana-mana, jadi mengganggu sekali. Setelah ada biogas ini semua sudah banyak yang menyadari harus bisa dimanfaatkan dengan baik," jelas Teguh.
Baca juga: Dorong Pertanian Ramah Lingkungan, UPLAND Project Kementan Terapkan Program UPPO-Biogas
Selain sebagai pengganti gas elpiji untuk kebutuhan memasak sehari-hari, biogas juga berguna untuk hal lain seperti energi alternatif pembangkit listrik.
Masyarakat Desa Mundu sendiri saat ini sudah mulai melakukan uji coba dan pengembangan biogas sebagai energi alternatif.
Meski demikian, uji coba ini masih memerlukan waktu untuk diterapkan secara regular seperti biogas untuk kompor.
Baca juga: IPP Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Pertama di Riau Resmi Beroperasi
Pengembangan yang dilakukan oleh masyarakat ini selaras dengan harapan masyarakat desa Mundu yang menginginkan agar Desa Mundu dapat dikenal lebih luas lagi, tidak hanya sebagai desa penghasil susu sapi perah dan makanan olahan dari susu.
Melainkan juga sebagai desa ekowisata.
Sehingga, masyarakat yang datang dapat belajar mengenai konsep dan penerapan sederhana energi alternatif di kehidupan sehari-hari melalui program biogas di Desa Mundu.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)