TRIBUNNEWS.COM - Beredar wacana Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Agus Subiyanto, bakal menggantikan Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima TNI yang bakal memasuki masa pensiun pada akhir November 2023.
Pasca adanya wacana tersebut, beredar pula isu lain yaitu pengganti Agus Subiyanto sebagai KSAD di mana dirinya bakal digantikan oleh Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letjen Maruli Simanjuntak.
Dengan adanya isu itu, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi memiliki pandangan berbeda terkait pengganti Agus Subiyanto sebagai KSAD.
Khairul mengatakan Letjen Maruli tidak serta merta menjadi sosok yang paling berpotensi menjadi KSAD.
Menurutnya, masih perlu dilihat terkait sosok pengganti Agus Subiyanto ketika menjabat sebagai Wakasad yang sempat diembannya sebelum menjadi KSAD menggantikan Jenderal Dudung Abdurachman.
Baca juga: Agus Subiyanto Diisukan Bakal Jadi Panglima TNI, Menantu Luhut Jawab Peluangnya Jadi KSAD
Selain itu, sambungnya, masih juga perlu dilihat soal pergantian posisi strategis lainnya termasuk Pangkostrad.
"Ya kita lihat dulu, siapa yang akan mengisi posisi Wakasad yang ditinggalkan oleh Jenderal Agus. Kemudian apakah ada pergantian di posisi-posisi strategis lainnya, termasuk posisi Panglima Kostrad," katanya ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (30/10/2023).
Khairul mengatakan, jika memang tidak terjadi pergantian di posisi strategis di Angkatan Darat, maka dirinya mengungkapkan bahwa Letjen Maruli masih tidak serta merta menjadi kandidat tunggal sebagai KSAD.
Dia pun membeberkan, sosok lain yang juga berpotensi seperti Sesmenko Polhukam, Letjen Teguh Pujo Rumekso hingga Pangkogabwilhan III Letjen Richard Tampubolon.
"Dari generasi Akmil 90-an ada nama Sesmenko Polhukam, Letjen Teguh Pujo Rumekso (peraih Adhi Makaysa Akmil 91/seangkatan dengan Agus Subiyanto); Koorsahli KSAD, Letjen I Nyoman Cantiasa (Adhi Makayasa Akmil 1990); Pangkogabwilhan III, Letjen Richard Tampubolon (Akmil tahun 1992); dan ada juga nama Pangkostrad Maruli Simanjuntak (Akmil 92)," beber Khairul.
Khairul pun turut membeberkan nama lain yang dinilai layak menjabat sebagai KSAD dan secara angkatan lebih senior ketimbang kandidat lainnya
Yaitu, Dankodiklat TNI, Letjen Eko Margiyono; Komandan Pusterad, Letjen Teguh Muji Angkasa; dan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS), Letjen Rudianto.
Ketiga perwira tinggi (Pati) ini merupakan lulusan Akmil tahun 1989.
Kemudian, mengomentari terkait isu Letjen Maruli menjadi KSAD, Khairul menilai jika wacana tersebut terealisasi, maka dianggap akan mengganggu regenarasi di Angkatan Darat.
Hal tersebut lantaran masa pensiun Letjen Maruli yang masih lama yaitu lima tahun.
"Nah untuk nama terakhir (Letjen Maruli), meski banyak pihak mengakui bahwa peluangnya sangat besar, namun masa aktifnya yang masih sekitar lima tahun dianggap terlalu lama dan bisa memengaruhi proses regenerasi jika menduduki posisi KSAD dalam waktu dekat," tuturnya.
Kata Maruli soal Peluang Jadi KSAD
Merespons isu ini, Maruli menyatakan dirinya siap apabila ditunjuk sebagai KSAD.
Menurut Maruli, sebagai prajurit, dirinya harus siap apabila diberi tugas.
"Kalau tentara, ya ditunjuk, enggak ditunjuk, harus bekerja terus," kata Maruli di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (30/10/2023).
Lebih jauh, Maruli enggan merespons isu dirinya bakal menjadi KSAD.
Ia hanya memberi contoh bahwa saat dirinya ditunjuk menjadi Pangkostrad, penunjukannya juga dilakukan secara mendadak.
"Dulu jadi Pangkostrad, tiba-tiba Pangkostrad, kan gitu. Di sini juga berdasarkan penilaian, biasanya sudah dinilai baik, nanti dipanggil, di-brief, kenapa kita diangkat, gitu kira-kira," ujar Maruli.
Baca juga: Panglima TNI Harap KSAD Baru Lanjutkan Program Jenderal Dudung dan Jaga Netralitas di Pemilu 2024
Saat ditanya kedatangannya ke Istana bertemu Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) berkaitan dengan isu penunjukan dirinya sebagai KSAD, Maruli tidak membantah atau membenarkan.
Ia meminta wartawan bertanya kepada pihak Istana.
"Yang nunjuk bukan saya jadi tanya yang nunjuk, kalau saya ya enggak bisa tahu," kata dia.
Maruli beralasan, kedatangannya ke Istana untuk melaporkan kondisi mertuanya, Luhut Binsar Pandjaitan yang saat ini masih dirawat di Singapura.
"Ya saya kan setiap minggu melihat perkembangannya Pak Luhut, kita ngobrol-ngobrol lah bagaimana sejauh mana Pak Luhut sekarang, gitu aja sih," katanya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Daryono)
Artikel lain terkait Mutasi dan Promosi di TNI