News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemendikbudristek: Kampus yang Sehat Cegah Depresi pada Mahasiswa dan Dosen

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi depresi. Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam mengatakan kampus yang sehat, aman, dan nyaman dapat mencegah depresi pada mahasiswa dan dosen.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam mengatakan kampus yang sehat, aman, dan nyaman dapat mencegah depresi pada mahasiswa dan dosen.

Menurut Nizam, harus ada saling pengertian antara seluruh civitas academica di lingkungan kampus.

“Itu harusnya tidak terjadi ketika kita saling peduli, kita saling asah, asih, dan asuh,” ujar Nizam.

Baca juga: Rektor UNIJA Apresiasi Upaya Pembinaan Kampus Kemendikbud Ristek

Hal tersebut diungkapkan oleh Nizam dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RSJ dr H Marzoeki Mahdi (PKJN RSJMM) Bogor bersama Cempaka Study Club.

Dirinya terus menekankan untuk menciptakan kampus yang sehat bagi seluruh civitas akademika.

Nizam membuat istilah SAN untuk dihadirkan kampus, yang berarti sehat, aman, dan nyaman. Terkait sehat, hal itu dia sebut perlu dimaknai secara holistik.

Baca juga: Viral Ibu di Jaksel Tertawa Saat Tenggelamkan Bayinya di Ember, Diduga Depresi Urus 3 Anak

“Pertama tentu kita perlu dan pastikan sehat secara fisik. Masyarakat kampus itu rajin berolah raga, tidak merokok. Kemudian juga hidupnya sehat, imbang antara aktivitas akademik, aktivitas kebugaran, istirahat, dan sebagainya. Jadi sehat fisik itu penting, sangat-sangat penting,” kata Nizam.

Selain itu, menurut Nizam, sehat intelektual juga perlu diperhatikan.

Menurut Nizam, sangat penting bagi mahasiswa sebagai intelektual muda untuk membangun kesehatan intelektual.

Hal itu dapat dilakukan dengan mahasiswa dan dosen berdiskursus secara kritis, analitis, bernas, tapi juga dikemas ke dalam solusi-solusi yang baik dan disampaikan secara santun.

“Karena kita masyarakat Timur. Jadi sehat intelektual. Kebebasan mimbar akademik, kebebasan akademik itu dijaga betul dan disampaikan dengan baik dan santun,” tutur Nizam.

Kesehatan yang tak kalah penting menurut Nizam adalah sehat emosional atau sehat psikologis. Sehat emosional, kata dia, membutuhkan prasarat yang banyak, termasuk di dalamnya sehat fisik dan sehat intelektual di atas.

Dia menyampaikan, kesehatan jiwa dan psikologis kerap dipandang hanya menjadi urusan psikolog serta pengampu bimbingan dna konselin. Padahal tidak.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini