“Tidak, menurut saya itu adalah kebutuhan kita semua dan bisa kita lakukan bersama-sama. Melalui kampus yang care, kampus yang caring, saling peduli,” jelas Nizam.
“Menjadi sikap dan perilaku kita. Jadi bagian dari budaya kita. Saling peduli, saling asah, saling asih, saling asuh. Kakak dan adik. Orang tua dan anak. Suasana itu harus kita bangun di lingkungan kampus kita,” tambah Nizam.
Baca juga: Mahasiswi UMY di Bantul Terjun dari Lantai 4 Gedung Asrama, Diduga Depresi
Pada webinar yang didukung oleh Meeting.ai itu Direktur Utama PKJN RSJMM Nova Riyanti Yusuf menerangkan, Indonesia masih memiliki tantangan dalam pengembangan program kesehatan jiwa, seperti regulasi yang masih ambigu, kekurangan data, dan keterbatasan anggaran.
Dari data yang dia sampaikan, terjadi tren peningkatan perilaku self harm atau menyakiti diri sendiri.
“Tahun 2000 6,5 persen. Tahun 2019 meningkat menjadi 8,1 persen. Jadi ada peningkatan untuk gangguan mental, neurologis, penyalahgunaan zat, dan self harm. Self harm berarti menyakiti diri sendiri,” ucap Nova.
PKJN RSJMM bertanggung jawab sebagai koordinator nasional untuk pengampuan dan pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia.
Pengembangan layanan kesehatan jiwa berbasis komunitas merupakan salah satu tujuan utama saat ini. (*)