Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menjamin tidak adanya keberpihakan dalam penetapan Jenderal Agus Subiyanto menjadi Panglima TNI menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono yang memasuki masa pensiun.
Diketahui, kabar didorongnya Jenderal Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI ini terjadi setelah yang bersangkutan baru sekitar 6 hari menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Dari kondisi itu mulai muncul adanya isu ketidaknetralan dalam penetapan Agus Subiyanto menjadi Panglima TNI, terlebih Jenderal TNI bintang empat itu pernah menjabat sebagai Dandim saat Presiden Jokowi menjadi Wali Kota Solo.
Menyikapi hal itu, Meutya membantah kalau adanya ketidaknetralan dalam penetapan Jenderal Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI.
"Enggak, kan nanti kan yang milih juga ramai-ramai di DPR semua fraksi. Jadi insyallah tidak ada, tidak ada berpihak mana, berpihak mana," kata Meutya kepada awak media di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Baca juga: Komisi I DPR RI Jadwalkan Fit and Proper Test Calon Panglima TNI Sebelum Tanggal 21 November 2023
Pernyataan Meutya itu diperkuat dengan adanya uji kelayakan dan kepatutan alias fit and proper test terhadap Jenderal Agus.
Sementara, fit and proper itu sendiri kata Meutya, diputuskan oleh seluruh fraksi yang ada di DPR RI.
"Nanti kan fit and propernya juga dilaksanakan oleh seluruh fraksi. Jadi kekhawatiran itu saya rasa tidak perlu terlalu, kurang lah kurang berlasan," kata dia.
"Beda kalau misalnya nggak lewat fit and proper , kalau fit and proper kan berarti melalui seluruh fraksi di DPR," sambung Meutya.
Baca juga: Jadi Calon Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto Jamin Prajurit Jaga Netralitas saat Pemilu 2024
Adapun perihal jadwal fit and proper test terhadap Jenderal Agus menjadi Panglima TNI saat ini masih menunggu pembahasan di Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI.
"Fit and proper ditunggu, dan penugasannya belum sampai ke Komisi I, masih di bamus, jadi apa artinya kan pada prinsipnya kita punya waktu 21 hari, jadi gak mungkin lewat tanggal 21 gitu ya. Tapi sebelumnya mungkin," kata Meutya.
Meutya menegaskan, sejatinya pembahasan itu tidak lebih dari 21 sejak supres dikirimkan ke DPR RI.
Dengan begitu kata Meutya, sebelum tanggal 21 November nanti, fit and proper test terhadap Jenderal TNI Agus Subiyanto akan dilakukan paling lambat tanggal 21 November nanti.
Kata dia, saat ini Komisi I ada dalam kapasitas menunggu pembahasan yang dilakukan oleh Bamus untuk nantinya dibawa ke rapat paripurna.
"Kurang lebih seperti itu, tapi kita lihat perkembangannnya. Kalau dari pimpinan DPR nanti turunkan lebih cepet, kita bisa buat lebih cepet, gitu ya," kata dia.
"Intinya adalah sebelum 21 ini sudah harus selesai di DPR sudah dibawa ke Paripurna," tukas Meutya.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Agus Subiyanto mengaku pihaknya akan loyal kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal tersebut setelah dirinya direkomendasikan menjadi calon Panglima TNI tunggal oleh Jokowi.
"Saya sih loyal kepada Panglima tertinggi saya, Presiden," ujar Jenderal Agus saat ditanya perasaan diusulkan menjadi calon Panglima TNI tunggal oleh Jokowi ketika ditemui di rumah sakit tingkat III Salak Sadjiman di Bogor, Jawa Barat pada Rabu (1/11/2023) pagi.
Agus pun mengungkit bahwa dirinya siap untuk ditempatkan di mana saja selama berdinas menjadi prajurit TNI. Bahkan, tidak jarang dirinya juga ditempatkan di daerah konflik.
"Karena sebelum di sini pun, saya ditempatkan dimana saja, pernah di tim-tim. Saya dulu menyelesaikan sampai 1999 terkahir di sana, kemudian di Poso juga. Jadi saya sebagai prajurit siap ditempatkan dimana saja," katanya.
Oleh sebab itu, Agus mengaku siap menjalani proses uji kemampuan dan kelayakan atau fit and proper test menjadi calon Panglima TNI yang bakal diselenggarakan DPR RI.
Terkait hal ini, Ia mengaku akan membawa prajurit TNI yang profesional di bawah komandonya.
"Kita akan buat prajurit yang profesional ril profesional," pungkasnya.