Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Agus Subiyanto berbicara tentang modernisasi alutsista TNI melalui pemanfaatan artificial intelligence.
Perang di masa depan, kata Agus, sangat bergantung pada teknologi.
Oleh karena itu, menurutnya ada beberapa program prioritas yang akan dilakukannya untuk memantapkan kemampuan TNI yang integratif.
Pertama, kata dia, mengintegrasikan seluruh alutsista TNI dalam sistem pertahanan terpadu dalam network-centric warfare system guna meningkatkan pertahanan negara termasuk kawasan Ibu Kota Nusantara.
Kebutuhan atas keterpaduan sistem berbasis jaringan dari berbagai keunggulan alutsista ketiga matra TNI, kata dia, sudah merupakan keniscayaan.
Kedua, lanjut dia, meningkatkan kemampuan dan mengintegrasikan satuan siber TNI guna mendukung tugas pokok TNI khususnya mengantisipasi perang multidimensional di dunia maya.
Ketiga, kata dia, meningkatkan peran TNI bersama Polri dan kementerian/lembaga lainnya secara integratif untuk menghadapi berbagai situasi, kontijensi, dalam rangka melaksanakan tugas keamanan dan ketertiban masyarakat.
Hal tersebut disampaikannya saat penyampaian visi dan misi dalam rangkaian fit and proper test dengan Komisi I DPR RI di Gedung Nusantara II kompleks parlemen Senayan Jakarta pada Senin (13/11/2023).
"Dalam rangka memuwujudkan percepatan modernisasi alutsista di tubuh TNI maka pemanfaatan kemajuan teknogi Artificial Intelligent atau kecerdasan buatan dan informatika harus dilaksanakan secara terprogam," kata Agus.
"Serta berorientasi pada integrated based system yang merupakan sebuah sistem berbasis keterpaduan untuk menjamin adanya interoperabilitas seluruh matra dalam rangka meningkatkan efektifitas pencapaian tugas pokok TNI," sambung dia.
Baca juga: Disetujui DPR Jadi Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto Berjanji Bebaskan Pilot Susi Air
Modernisasi alutsista berbasis digital, kata dia, juga diperlukan untuk mendukung pengamanan jalur logisitik maritim sebagai wujud kontribusi TNI dalammenyukseskan visi poros maritim dunia.
TNI, kata dia, juga berkomitmen untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan produk dan mendukung pengembangan industri strategis pertahanan nasional menuju kemandirian alutsista dengan memaksimalkan alih teknologi dan alih pengetahuan.
"Ke depan pengadaan alutsista, perlengkapan, dan peralatan di jajaran TNI harus berdasarkan pada kebutuhan satuan di mana prosesnya dilakuka secara transparan dan akuntabel sesuai prinsip good governance," kata dia.
"Semua pembangunan dan pengembangan sistem di lingkungan TNI harus diyakinkan akan memberi nilai tambah terhadap sumber daya yang sudah dimiliki," sambung dia.
Terakhir, sebagai prioritas implementasi dalam mewujudkan TNI yang adaptif sesuai tuntutan tugas dan spektrum ancaman, maka ia akan mendorong peningkatan pembinaan teritorial sebagai salah satu fungsi utama TNI dalam rangka memberdayakan sumber daya nasional untuk kepentingan pertaganan nasional.
Ia juga akan meningkatkan kemampuan TNI dalam merespons secara cepat dan tepat setiap dinamika ancaman yang semakin kompleks dan multi-dimensional mulai dari satuan terkecil hingga di tingkat Mabes TNI.
"Lebih lanjut, sebagai bagian dari aparatur negara, TNI akan meningkatkan fleksibilitas pelaksanaan tugasnya baik sebagai ujung tombak dalam menjalankan peran sebagai alat pertahanan negara serta sebagai motor penggerak maupun elemen pendukung dalam membantu kementerian atau lembaga dan komponen bangsa lainnya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan nasional," kata dia.