"Karena Pak Presiden (Jokowi) sendiri juga menganggap hal itu adalah suatu hal yang kecil, maka kemudian musyawarah sudah selesai, sudah berjabat tangan," katanya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Sabtu (18/11/2023).
Berkaitan dengan hal ini, Hasto menjelaskan bahwa PDIP membela Presiden Jokowi karena ia merupakan simbol pimpinan tertinggi di Indonesia.
Presiden Jokowi sebagai pimpinan tertinggi, kata Hasto, harus tetap dihormati, terlepas dari Presiden Jokowi yang mendukung putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Ya jadi, laporan dari tim hukum kami, itu kan apapun Presiden Jokowi ini kan sebagai simbol, pimpinan tertinggi itu kan kita harus hormati, terlepas bahwa Pak Jokowi mendukung Mas Gibran," ungkap Hasto.
Adapun, Rocky menjadi pembicaraan di media sosial Twitter pada Senin, 31 Juli 2023 lalu buntut dari ucapannya yang dianggap oleh sebagian pihak memaki dan menghina Presiden Jokowi.
Perkataan Rocky itu diketahui melalui potongan video yang beredar di media sosial, memuat ucapan sang akademisi yang diduga menghina Jokowi.
Rocky menyebut Presiden Jokowi hanya memikirkan nasibnya sendiri.
"Ambisi Jokowi adalah mempertahankan legasinya. Dia masih ke China buat nawarin IKN. Dia masih mondar-mandir dari satu koalisi satu ke koalisi yang lain untuk mencari kejelasan nasibnya."
Apa kata polisi?
Status Rocky Gerung ternyata hingga kini belum tersangka.
Demikian dikatakan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandani Raharjo Puro, yang dikutip dari TribunKaltim.com.
Menurut Bridjen Djuhandani, Rocky Gerung masih berstatus sebagai saksi.
"Belum (tersangka)," katanya saat dikonfirmasi, Sabtu (18/11/2023).
Diketahui, hingga saat ini, pihak kepolisian masih belum menentukan tersangka, meski status kasus sudah naik ke tahap penyidikan.