Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, memotivasi agar Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII) berjuang melahirkan para insinyur pelopor.
Diharapkan para insinyur tidak hanya memikirkan dan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masa depan, tapi juga membumi sesuai kebutuhan rakyat Indonesia.
Hal itu disampaikan Megawati saat memberikan sambutan usai menerima penghargaan tertinggi dari Federasi untuk organisasi profesi keinsinyuran se-ASEAN (The ASEAN Federation of Engineers Organisation/AFEO) di Nusa Dua, Bali, Rabu (22/11/2023).
Penghargaan AFEO Distinguished Honorary Patron diberikan secara langsung dalam acara pembukaan Conference of the AFEO (CAFEO) ke-41.
“Di sini lah saya meminta agar PII dapat melahirkan para insinyur pelopor, para insinyur yang tidak hanya berpikiran ke depan, namun membumi pada apa yang dibutuhkan rakyat,” kata Megawati.
Megawati mengaku dirinya ingin membangkitkan semangat juang para insinyur Indonesia, agar mereka menjadi kekuatan transformasi rakyat Indonesia melalui penguasaan ilmu teknik.
Dia lantas menceritakan kisah pembangunan Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta pada 1962 yang dilakukan dengan teknik gelang dan tergolong teknik baru pada saat itu. Dan waktu itu, para insinyur muda Indonesia yang bekerja minta bertemu Presiden Soekarno lantaran tidak mengerti teknik baru tersebut.
“Bung Karno menjawab, kamu tak boleh mundur. Saya insinyur yang mampu membuat negara Indonesia. Kami baru saja melihat teknik gelang, sudah mau mundur. Menurut saya itu motivasi kuar biasa,” ungkap Megawati.
Baca juga: Jusuf Kalla: Tidak Mungkin Indonesia Emas 2045 Berjalan Baik, Kalau Hari Ini Tidak Baik
Ketua Umum DPP PDIP ini mengatakan, peran insinyur sangat penting agar Indonesia Maju. Apalagi, tanah air Indonesia sangatlah kaya raya.
Di mana Indonesia memiliki beragam mineral hingga sumber energi kelistrikan, flora dan fauna, serta keragaman kekayaan hayati terbesar di dunia.
Namun, saat ini Indonesia kekurangan daya pikir dan daya juang agar kita mampu berdiri di atas kaki sendiri.
“Kalau orang lain bisa, mengapa kita tidak bisa, toh kita sama-sama yang disebut human-being,” ucap Megawati.
Dengan semangat itu pula, Megawati mengaku berjuang mendorong lahirnya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Badan ini sangat penting guna mempercepat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) melalui riset dan inovasi.
“Riset dan inovasi adalah jalan untuk ber-Gerak Cepat bagi Indonesia Unggul melalui cara berdikari. Guna mewujudkan tekad ini,” katanya.
Dalam berbagai kegiatan penelitian tersebut, dilakukan riset, pembuatan model, dan scaling-up, hingga rancang bangun sistem produksi. Itulah mata rantai penemuan yang seharusnya memiliki daya guna bagi rakyat, dan membangun kemajuan bangsa.
“Keseluruhan proses tersebut sangat erat dengan kemampuan engineering. Disinilah saya meminta, agar PII dapat melahirkan para insinyur pelopor; para insinyur yang tidak hanya berpikiran ke depan, namun membumi pada apa yang dibutuhkan rakyat,” jelas Megawati.
Baca juga: Sederet Pertimbangan Menhan Prabowo Diganjar Penghargaan Militer Tertinggi dari Pemerintah Singapura
Karena itu, Megawati menantang para insinyur Indonesia harus berani mengambil inisiatif, dan bertekad untuk menguasai ilmu teknik yang paling mutakhir, dan menerapkannya untuk Gerak Cepat Daya Unggul Bangsa.
Ia sangat memahami, proses tersebut memerlukan learning cost, bahkan terkandung suatu risiko.
“Namun, jika kita tidak mulai dan berani mencoba, kapan lagi kita bisa berdikari? Di sini PII saya tantang untuk berani mengambil tanggung jawab itu, agar profesi keinsinyuran benar-benar menorehkan tradisi berprestasi dalam membangun negeri. Sudah saatnya kita harus berani meletakkan nasib bangsa dan tanah air di tangan kita sendiri,” tegas Megawati.
Dalam acara tersebut, Megawati menerima AFEO Distinguished Honorary Patron, yaitu penghargaan tertinggi dari AFEO untuk kepala negara atau kepala pemerintahan yang telah berjasa besar terhadap profesi keinsinyuran. Dan pada 2019, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) juga mendapat penghargaan serupa.
Megawati hadir didampingi Sekjen PDI Perjuangan yang juga anggota PII, Hasto Kristiyanto.
Turut hadir perwakilan pemerintah mewakili Presiden Jokowi yakni Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Konferensi profesi keinsinyuran se-ASEAN itu diikuti lebih dari 1000 orang insinyur anggota AFEO juga hadir, dipimpin Ketuanya Danis Hidayat Sumadilaga bersama Sekjennya Mohd.Khir Bin Muhammad IEM.