"Kalau pakai pendekatan ini habis anggaran,” ucapnya.
Ia pun menilai pembangunan kekuatan militer dengan pendekatan berbasis kapabilitas lebih realistis.
Sebab memberikan dasar yang rasional, lebih responsif, berfokus pada tujuan, dan menekankan efisiensi.
“Contoh saya sempat buat komandan aksi gabungan sebuah task force yang kalau kita kerahkan punya fleksibilitas dan kecepatan tinggi, kemampuan tempur dahsyat, serta perlengkapan senjata tidak terlalu mahal,” katanya.
Pada kesempatan itu, Moeldoko juga mengingatkan pembangunan IKN mengharuskan Indonesia melakukan transformasi gelar kekuatan TNI.
Ia mencontohkan pada matra darat. Di mana keberadaan Kodam untuk pertahanan IKN bersifat mendesak.
Posisi IKN yang berada di tengah jalur pelayaran serta memiliki perbatasan darat dengan negara tetangga, menjadikan Nusantara memiliki risiko mengalami agresi serentak dari berbagai medan.
Selain itu, keberadaan satuan Zeni juga dibutuhkan di Kodam IKN untuk menunjang kemampuan operasi perang darat yang lebih adaptif.
“Kita perlu meningkatkan kapasitas instalasi militer yang ada untuk melindungi IKN,” pungkasnya.