Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Lembaga Kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH), Muhammad Husein alias Husein Gaza mengatakan saat ini yang dibutuhkan oleh masyarakat Gaza, Palestina adalah masuknya bantuan kemanusiaan secara merata.
Pasalnya kata pria yang tinggal lebih dari 10 tahun di Gaza ini menyebut, truk-truk kontainer yang mengangkut bantuan kemanusiaan ke Gaza hanya bisa menyentuh wilayah selatan.
Sedangkan wilayah bagian utara Gaza yang justru sedang terjadi bencana kemanusiaan termasuk kelaparan, tidak terjamah bantuan.
"Ketika masuk pun (truk kontainer pembawa bantuan kemanusiaan) mereka hanya bisa menyentuh wilayah selatan. Wilayah utara yang sedang jadi bencana kemanusiaan, kelaparan itu tidak tersentuh," kata Husein dalam wawancara bersama Tribun Network, di Studi Tribun Network, Komplek Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2023).
Husein yang tinggal di Gaza sejak tahun 2011 ini mengatakan berdasarkan data dari Palang Merah Internasional di Gaza, masyarakat Palestina di Jalur Gaza membutuhkan paling sedikit 1.500 kontainer bantuan kemanusiaan.
Namun ketika konflik antara Israel dan Hamas berkecamuk selama satu bulan, bantuan kemanusiaan hanya masuk sebanyak 20 kontainer per hari.
Jumlah tersebut terlalu sedikit karena penduduk Gaza ada sekitar 2,3 juta jiwa.
"Karena saat ini data dari Palang Merah Internasional di Gaza, minimal di Gaza per harinya itu masuk (butuh) 1.500 kontainer. Tapi yang masuk sebelum jeda kemanusiaan cuma 20 kontainer per hari. Karena ada 2,3 juta warga di sana," ungkap Husein.
"Dan mereka betul-betul nggak punya apa-apa, selain bantuan dari luar," lanjut dia.
Namun kata eks relawan MER-C ini, ada perbaikan ketika jeda kemanusiaan berlangsung satu pekan lalu. Ada sebanyak 200 kontainer berisi bantuan kemanusiaan diizinkan masuk per harinya.
Tapi lanjutnya, jumlah tersebut tidak bisa dibilang banyak. Apalagi terdapat fakta bahwa isi dari kontainer tersebut ternyata hanya separuh, bahkan sepertiga dari volume kontainer.
Baca juga: GMO: Israel Serang Gaza dengan 100.000 Bom dan Roket Sejak 7 Oktober 2023
Hal ini kata dia, disinyalir imbas dari adanya pengecekan kontainer-kontainer yang masuk oleh otoritas Israel maupun Mesir.
"Itu pun nggak semua full satu kontainer, kadang cuma ada sepertiganya. Makanya saya juga mikir apakah dari pihak Israelnya buang-buangin, atau dari pihak Mesir nya nggak tahu cara packing bantuan," kata Husein.