TRIBUNNEWS.COM - Tiongkok saat ini mengalami ancaman serius penyebaran undefined pneumonia yang mulai merebak sejak November 2023.
Berdasarkan laporan epidemiologi, kebanyakan kasus pneumonia di sana disebabkan oleh Mycoplasma Pneumoniae.
Mycoplasma merupakan bakteri penyebab umum infeksi pernapasan (respiratory) sebelum Covid-19.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, bakteri ini diketahui memiliki masa inkubasi yang panjang.
Karena itu, penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi Covid-19, sehingga tingkat fatalitasnya rendah.
Sehingga, pneumonia akibat bakteri mycoplasma sering disebut sebagai walking pneumonia.
Baca juga: Mycoplasma Pneumoniae Bukan Penyakit Baru, Dokter Spesialis Paru: Sudah Ada Sejak 1930-an
Sebutan itu lantaran gejalanya cenderung ringan sehingga pasien tidak perlu menjalani rawat inap di rumah sakit dan cukup melakukan rawat jalan.
Di Indonesia sendiri sudah ada 6 kasus Mycoplasma Pneumoniae per 6 Desember 2023.
Laporan dari rumah sakit, saat ini seluruh pasien telah sembuh.
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan mengatakan, pneumonia akibat bakteri mycoplasma bukanlah penyakit baru.
Pasalnya, bakteri tersebut telah ditemukan sejak periode 1930-an.
Namun, belakangan menjadi perhatian dan kewaspadaan dunia lantaran bakteri Mycoplasma pneumoniae diduga telah menyebabkan kenaikan kasus pneumonia di Tiongkok Utara dan Eropa yang mayoritas menyerang anak-anak.
Erlina menambahkan, pengobatan untuk Mycoplasma pneumoniae mudah ditemukan di Puskesmas dan dapat diperoleh menggunakan BPJS.
"Makanya, masyarakat tidak perlu panik karena penyakit ini sudah lama ditemukan di Indonesia," katanya.