Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima surat kepercayaan dari 10 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) negara-negara sahabat.
Penyerahan surat kepercayaan tersebut digelar di Ruang Kredensial, Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, (8/12/2023).
Dikutip dari Sekretariat Presiden Prosesi acara penyerahan surat kepercayaan dimulai dengan diperdengarkannya lagu kebangsaan dari masing-masing negara sahabat setelah para duta besar tiba di Istana Merdeka. Adapun 10 duta besar negara sahabat yag diterima oleh Presiden Jokowi yaitu:
1. Sten Frimodt Nielsen, Duta Besar LBBP Designate Resident Kerajaan Denmark untuk Republik Indonesia;
2. Tean Samnang, Duta Besar LBBP Designate Resident Kerajaan Kamboja untuk Republik Indonesia;
3. Serzhan Abdykarimov, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Kazakhstan untuk Republik Indonesia;
4. Sheikh Abdul Karim Harelimana, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Rwanda untuk Republik Indonesia;
5. Ameer Khurram Rathore, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Islam Pakistan untuk Republik Indonesia;
6. Mario Ignacio Artaza Loyola, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Cile untuk Republik Indonesia;
7. Khamfeuang Phanthaxay, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Demokratik Rakyat Laos untuk Republik Indonesia;
8. Jess Dutton, Duta Besar LBBP Designate Resident Kanada untuk Republik Indonesia;
9. Sudqi Atallah Abdel Qader Al Omoush, Duta Besar LBBP Designate Resident Kerajaan Hasyimiyah Yordania untuk Republik Indonesia; dan
10. Floréncio Mariano da Conceição e Almeida, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Angola untuk Republik Indonesia.
Penyerahan surat kepercayaan tersebut menandai dimulainya penugasan resmi para duta besar tersebut di Indonesia.
Setelah selesai menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Joko Widodo, para duta besar berpamitan. Lagu kebangsaan Indonesia Raya turut diperdengarkan pada kesempatan tersebut.
Turut mendampingi Presiden dalam kesempatan tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.