News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siap Go Internasional! Nasabah PNM Ini Berhasil Sulap Buah Naga jadi Oleh-oleh Khas Banyuwangi

Penulis: Matheus Elmerio Manalu
Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nasabah PNM Sulap Buah Naga Jadi Oleh-Oleh Khas Banyuwangi.

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Ibu Sulami atau akrab disapa Lemi, merupakan salah satu nasabah dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di Banyuwangi. Dia pernah mengenyam pendidikan terakhir di bangku SMA, kemudian ingin berkuliah namun terbentur keterbatasan biaya. Alhasil, Lemi memilih untuk bekerja di negeri orang, Hong Kong.

Empat tahun bekerja di Hong Kong, Lemi kembali ke Indonesia untuk menikah hingga dikaruniai satu anak. Anaknya baru berusia satu tahun, Lemi terbang dan bekerja lagi ke Hong Kong untuk mengadu nasib selama sembilan tahun.

"Kemudian orang tua saya sakit dan saya tidak mau pergi lagi, saya mau merawat orang tua. Pikir-pikir kerja apa, rupanya ada pelatihan di balai desa membuat olahan buah naga, kok saya tertarik," ujar Lemi, dikutip dari perbincangannya di Youtube PT PNM Official, Kamis (30/11/2023).

Awal ikut pelatihan, Lemi merasa begitu lelah melihatnya. Tetapi dari pelatihan itu dan dari kehidupan sehari-hari, Lemi jadi tahu bahwa buah naga jumlahnya melimpah dan tersohor di Banyuwangi. Tapi sayang, ada banyak buah naga juga yang terbuang sia-sia.

"Daripada dibuang, dibuat saja olahan seperti dodol, mi, kue dan lainnya. Tapi alhamdulillah yang maju dodol naga. Kita perkenalkan Banyuwangi yang khas adalah buah naga," katanya.

Baca juga: Direktur Utama PNM Arief Mulyadi Raih Penghargaan Top 100 CEO 2023 dari Infobank Media Group

Lemi memiliki semangat untuk "sulap" buah naga jadi dodol yang cocok dijadikan oleh-oleh khas Banyuwangi. Dia memberikan nama produknya Dodol Buah Naga Fadillah, yang maknyanya adalah keberkahan.

Proses pembuatannya diawali dengan memetik buah naga, dikupas, lalu direbus selama kurang lebih dua jam. Saat kadar air sudah menyusut, ditambahkan gula dan tepung, lalu dimasak dengan api kecil selama tiga jam hingga jadi dodol.

Tidak hanya dodol buah naga, Lemi juga berinovasi membuat dodol labu kuning dan sudah dirintis selama tiga tahun ke belakang. Sama seperti buah naga, tak sulit rasanya menemukan labu kuning di Banyuwangi. Ada pihak yang hanya mengambil bijinya saja, sedangkan daging buah dibuang begitu saja. Daripada sia-sia, Lemi memiliki ide untuk mengolahnya menjadi dodol.

"Awalnya labu kuning dibuat untuk bahan kue basah, tetapi kan terbatas. Kalau dijadikan dodol kan awet, selain itu bisa untuk oleh-oleh," ujar Lemi.

Bertahun-tahun merintis usaha, Lemi akui ada jatuh dan bangun serta suka dan duka yang dia rasakan. Mulai dari keterbatasan alat masak, pengalaman tak enak seperti pembatalan sepihak dari pembeli yang sudah memesan, hingga produknya yang gagal terjual.

Meski demikian Lemi pantang menyerah dan tetap semangat. Dia juga selalu berusaha berpikir positif dan fokus pada jalan keluar, serta kritis melihat peluang untuk menjual produknya, misalnya ke gerai pusat oleh-oleh atau via media sosial, serta menjaga kualitas dan menjaga kepercayaan konsumen melalui izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

Pelanggan bisa merasakan manisnya dodol buah naga, sedangkan Lemi bisa menikmati manisnya omzet penjualan. Dia mengaku omzet sebulan sekitar Rp 3 Juta dari dodol buah naga saja. Meski omzet belum begitu besar, namun Lemi sangat bersyukur karena bisa bekerja dari rumah, bekerja dengan kenyamanan dan ketenangan hati, tidak perlu merantau ke negara orang dan yang pasti sekecil apapun usaha, Lemi sendiri adalah bos nya.

Baca juga: Direktur Utama PNM Arief Mulyadi Raih Penghargaan The Best CEO di Ajang Top BUMN Awards 2023

Dukungan Keluarga dan PNM

Lemi bersyukur, karena di saat membangun usaha pada 2017, hadir temannya yang memperkenalkan PNM Mekaar. Lemi kenang, di masa lalu dirinya punya pesanan dodol dan modalnya kurang, kemudian diusulkan untuk mengajukan pinjaman.

"Pinjam di PNM Mekaar, syaratnya mudah hanya Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami dan istri, serta sudah mendapatkan izin suami. Alhamdulillah, cuma seminggu sudah cair. Lalu belanja dan sampai sekarang, sudah lima tahun," kenang dia.

Kini Lemi bertekad dirinya akan menjadikan usaha olahan dodol untuk dijadikan bisnis keluarga. Dia tidak pelit ilmu kepada anak, adik, teman-teman dan tetangga untuk belajar membuat dodol seperti dirinya. Harapannya, orang-orang terdekat juga bisa bekerja tidak jauh dari keluarga mereka. "Rencana ingin dijadikan usaha turun-temurun," sambung dia.

"Alhamdulillah keberadaan PNM Mekaar sudah memudahkan saya. Kalau mau bayar angsuran juga mudah dan bisa untuk membeli alat produksi," ucap dia.

Setelah dibantu permodalan, Lemi harap pihak PNM mau memberikan fasilitas pelatihan pembuatan produk lain untuk ibu-ibu. Harapannya para ibu-ibu bisa turut membantu ekonomi keluarga dan produknya juga bisa diekspor ke luar negeri.

Baca juga: Berhasil Atasi KDRT, Nasabah PNM Mekaar Aceh Dapat Pujian dari Menteri PPPA

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini