Ia juga membanggakan para perempuan pejuang yang bisa terlibat dalam perang kemerdekaan, dan pada masih mengingat memori itu.
“Ada kebanggaan besar dari para perempuan pejuang ini bisa terlibat dalam perang kemerdekaan. Memori saat berada di medan tempur masih beliau-beliau ingat dengan baik. Kita harus bangga bahwa perempuan menjadi bagian tidak terpisahkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Semoga remaja putri dan para perempuan bisa mencontoh semangat hidup mereka. Kita semua punya kewajiban untuk membangun bangsa dengan kemampuan yang kita punya,” lanjutnya.
Baca juga: Hari Ibu Diperingati 22 Desember 2023, Simak Sejarah Kongres Perempuan
“Jadi sekali lagi, terimakasih untuk para perempuan pejuang di Indonesia. Kami tidak akan lelah mendorong esensi dari Hari Ibu yang maknanya menggambarkan kegigihan perempuan sejak masa pergerakan kemerdekaan,” pungkas Menteri PPPA.
Sebagai informasi, terdapat juga slogan Hari Ibu Bukan Sekedar Mother's Day yang telah aktif digaungkan Kementerian PPPA sejak tahun 2019.
Peringatan Hari Ibu ini ditetapkan melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959 dengan tujuan untuk mengenang dan menghargai jasa para perempuan seluruh Indonesia, adapun hal ini untuk mengingkat kembali hari kebangkitan persatuan perjuangan kaum perempuan pada masa kemerdekaan.
Hal itu terjadi pada Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22-25 Desember 1928 di Gedung Dalem Joyodipuran milik Raden Tumenggung Joyodipero, Yogyakarta.
Dapat Kongres itu dihadiri sekitar 30 organisasi wanita yang tersebar di Jawa dan Sumatera.
(Tribunnews.com/Pondra)