"Dari sana (STAKIN) jenazah almarhum akan dibawa ke Koya Tengah di kediamannya, yang mana kami juga akan melakukan pengamanan agar prosesi dapat berjalan khidmat, baik, dan juga tertib," urai Victor, Kamis.
Lebih lanjut, Victor menyebut pihaknya juga terus membangun komunikasi dengan pihak terkait, karena sistem pengamanan akan menyesuaikan kondisi di lapangan.
Victor meminta dukungan dan peran serta dari para tokoh yang ada di Papua.
Baik tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat untuk bisa menyampaikan kepada masyarakat soal bela sungkawa bisa berjalan tertib.
Baca juga: Warga Padati Gerbang Masuk VIP Bandara Sentani Sejak Pagi, Sambut Kedatangan Jenazah Lukas Enembe
"Tentunya ini menjadi rasa duka cita kita semua masyarakat Papua terhadap almarhum."
"Jadi pastinya akan banyak masyarakat yang akan menyambut almarhum dalam penjemputan di Bandara Sentani hingga ke peristirahatan terakhir di kediaman almarhum di Koya Tengah," kata Victor.
"Kita berharap tidak ada penumpukan di sepanjang jalan dengan waktu yang cukup lama."
"Jadi kami mengimbau kepada warga masyarakat agar aktivitas juga bisa dihentikan sementara untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum," pungkasnya.
Ginjal Sudah Tidak Berfungsi
Ketua Tim Penasihat Hukum Lukas Enembe, OC Kaligis, membeberkan kondisi kliennya sebelum meninggal dunia, Selasa (26/12/2023).
Diketahui, Lukas meninggal di RSPAD Gatot Soebroto akibat penyakit yang dideritanya.
Menurut OC Kaligis, Lukas meninggal dunia karena kondisi ginjal yang sudah tidak berfungsi.
"Sudah meninggal tadi jam 10. Kenapa? Karena ginjalnya itu enggak berfungsi," ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa.
Tiga hari sebelum dinyatakan meninggal, Lukas Enembe disebut-sebut mengalami pembengkakan di sekujur tubuh.
Hal itu disebut OC juga memberikan pengaruh terhadap asupan makan kliennya.