Dunia Ini Tempat Meninggal Bukan Tempat Tinggal, Beberapa Postingan IG Masinis Ingatkan Kematian
TRIBUNNEWS.COM- Julian Dwi Setiyono, masinis yang meninggal dunia setelah kereta api Bandung Raya yang dioperasikannya mengalami kecelakaan bertabrakan di Bandung menjadi sorotan netizen.
Terutama terkait dengan beberapa postingan terakhirnya di Instagram, Julian Dwi Setiyono sering memposting ceramah yang mengingatkan kepada kematian.
Julian Dwi Setiyono meninggal pada Hari Jumat, tanggal 5 Desember 2024, saat sedang mencari nafkah.
"Pak Julian adalah masinis Daop 2 Bandung, beliau menjalani tugas terakhir dengan KA 350 Lokal Baraya sebagai masinis, Meninggal di hari jumat dalam keadaan mencari nafkah. Surga menantimu pak. Selamat jalan Pak Julian," tulis salah seorang netizen di platform X.
Dalam beberapa hari terakhir menjelang kematiannya, Julian Dwi Setiyono banyak memposting ceramah-ceramah yang mengingatkan kepada kematian.
Salah satunya adalah postingan video cuplikan ceramah dari Habib Husein Ja'far Al Hadar yang mengingatkan kematian.
"Berhati-hatilah hidup, agar matimu baik-baik saja. Jangan melakukan sesuatu hingga mati-matian, tentang sesuatu yang tidak dibawa mati. Dunia itu tempat meninggal, bukan tempat tinggal," kata Habib Husein Ja'far Al Hadar di postingan Julian Dwi Setiyono.
Baca juga: Profil Julian Dwi Setiyono, Masinis KA Bandung Raya Meninggal dalam Tabrakan di Cicalengka
Postingan Julian Dwi Setiyono itu dikomentari banyak netizen.
"Dari 2 Oktober posting kematian, beliau mempersiapkan kematian dengan begitu baiknya" tulis salah seorang netizen.
"Billl stalk gee akun ini, ini akun masinis yg meninggal kecelakaan KAI bandung, sedih bgt merinding bgtt beliau sudah memersiapkan dan udh ada tanda² apa yaa" tulis yang lainnya.
Baca juga: Postingan Masinis KA Baraya Julian Dwi Setiono Jadi Sorotan, Kecelakaan Diduga Dipicu Miskomunikasi
Postingan terakhir sebelum meninggal, Julian Dwi Setiyono juga mengunggah petikan ceramah dari Ustaz Oemar Mita.
Dalam petikan video yang di-posting Julian Dwi Setiyono, Oemar Mita menyinggung tentang kematian hati.
"Banyak orang yang hidup jasadnya, tapi mati hatinya. Makanya sampai para ulama mengatakan, orang yang paling buruk adalah orang mati hatinya sebelum mati fisiknya."