Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag RI) mendorong peran kaum milenia untuk aktif berwakaf.
Sayangnya literasi atau pemahaman masyarakat terhadap wakaf masih rendah sehingga perlu penguatan program literasi.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin, mengungkapkan Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan perekonomian dan keuangan syariah.
Termasuk di dalamnya adalah sektor keuangan sosial.
Wakaf memiliki potensi yang sangat besar karena merupakan instrumen kebaikan dalam Islam yang memiliki banyak keutamaan.
Baca juga: Orang Indonesia Makin Gemar Beramal, Hasil Survei Indeks Wakaf Naik Nasional Naik ke 0,318
Hal ini turut diperkuat oleh publikasi Global Charities Aid Foundation pada tahun 2023 yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara paling dermawan di dunia yakni menempati peringkat pertama berdasarkan World Giving Index 2023.
Peringkat pertama ini telah dipegang Indonesia selama enam tahun berturut-turut.
Kamaruddin mengungkapkan, ekosistem zakat dan wakaf di Indonesia telah didukung oleh sistem perundang-undangan dan regulasi yang sangat lengkap.
"Kini dalam menghadapi bonus demografi Indonesia, kaum milenil perlu pendekatan edukasi terkait wakaf," kata Kamarudin dalam kegiatan Zakat Wakaf Hub: Talkshow Filantropi Islam” Tahun 2024 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta, pada Jumat (5/1).
Pada kesempatan ini, hadir Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Waryono Abdul Ghafur.
Waryono mengungkapkan potensi zakat maupun wakaf di Indonesia sangat besar meski soal pencatatan masih lemah.
Karena itu perlu Kepala KUA di tiap-tiap kecamatan, sejatinya juga bertugas mencatat aset wakaf.
"Selama ini literasi wakaf banyak bersumber dari majelis taklim. Kita perluas lewat media sosialisasi zakat dan wakaf. Termasuk lewat kampanye di media umum maupun media sosial. Sehingga bisa meningkatkan literasi wakaf dan zakat di masyarakat," kata Waryono