Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono ungkap adanya tren kenaikan kasus demam berdarah dangue (DBD).
"Situasi dangue di Indonesia menunjukkan tren pernah terjadi peningkatan sampai 2 kali lipat pada 2022. Pada 2023 kemarin kita mencapai tren dangue hingga 98 ribu kasus morbidity," ungkapnya dalam Diskusi Publik Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga dalam Ancaman Dangue, Rabu (17/1/2024).
Sedangkan angka mortalitas atau kematian pada 2023, terdapat 764 pasien meninggal karena dangue.
Menurut Dante, salah satu faktor kembali naiknya insiden rate dangue adalah fenomena El Nino.
Baca juga: Kasus DBD Terus Meningkat, Dirut BPJS Kesehatan: Penyakit Demam Berdarah Dengue Dijamin Program JKN
"Insiden rate kembali naik akibat fenomena El Nino yang berulang. Setiap kali El Nino datang, meningkat," tambah Dante.
Senada dengan Dante, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr Maxi Rein Rondonuwu pun ungkap Keberadaan El Nino picu kenaikan kasus dangue.
"Kasus dengue di Indonesia meningkat seiring terjadinya El Nino. Kasus dipelajari berdasarkan Oceanic Nino Index (ONI), terjadi pemanasan permukaan laut di atas plus 0,5. Saat La Nina turun di bawah 0,5 kasus," jelas Maxi
Seusai El Nino, maka musim kering. Sesudah itu bakal diikuti hujan.
"Karena telur nyamuk itu bisa bertahan berbulan-bulan di tempat kering, apapun suhu telur nyamuk tetap ada. Begitu kena air cepat sekali. Dalam hitungan hari cepat sekali menjadi nyamuk dewasa," tambah Maxi.