Di tingkat pendidikan tinggi, Buya Syakur menempuh pendidikan S1 di Cairo S2-S3 di Tunisia.
Adapun bahasa yang dikuasai Buya Syakur, adalah Arab, Inggris, Jerman, dan Prancis.
Lantas, pada 1991, Syakur kembali ke Indonesia bersama Abdurrahman Wahid, Quraish Shihab, Nurcholis Majid, dan Alwi Shihab.
Sejak saat itu, ia fokus berdakwah di kampung halamannya, di Indramayu.
Kemudian, Buya Syakur mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Cadangpinggan pada 2000 dan pondok pesantrennya pada tahun 2006.
Selain membaktikan diri melalui pondok pesantren, Syakur sering mengisi kajian-kajian masyarakat.
Kemudian, dokumentasi dari kajian-kajian tersebut, diunggah melalui media sosial.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Suasana Terkini Ponpes Cadangpinggan Indramayu, Ribuan Warga Iringi Prosesi Pemakaman Buya Syakur
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Malvyandie Haryadi, TribunJabar.id)