Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demi mencegah penyebaran demam berdarah dangue (DBD), Kementerian Kesehatan akan jadwalkan introduksi vaksin dengue untuk menjadi program nasional mulai 2025.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr Maxi Rein Rondonuwu ungkap vaksin efektif.
Kemenkes akan mendiskusikan hal tersebut dengan Indonesia Advisory Group of Immunization (ITAGI) dan pihak terkait
"Untuk menjadi program nasional tentu kita akan bicara dengan ITAGI. Kita akan diskusikan," ungkapnya pada Diskusi Publik Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga dalam Ancaman Dengue, Rabu (17/1/2024).
Introduksi ini akan dilakukan tahun depan. Diketahui saat ini pemerintah tengah indroduksi implementasi perluas vaksin Human papillomavirus (HPV).
"Kami rencanakan lapor pak menteri tahun depan introduksi vaksin DBD. Tahun ini satu-satu dulu. HPV kita perluas tahun ini, sasaran kita perluas untuk HPV. Tapi kita rencanakan dari sekarang," tambah Maxi.
Lebih lanjut Maxi mengatakan jika vaksin dangue efektif untuk menanggulangi DBD.
"Saya kira ini merupakan hal yang sangat efektif dalam penanggulangan dangue dan saat ini berapa vaksin sudah mendapat izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," jelasnya.
Vaksin dangue ini, kata Maxi bahkan sudah beredar di pasaran.
Saat ini juga sudah ada beberapa vaksin dengue yang dikembangkan dan diteliti dalam dan luar negeri.
Sedangkan vaksin dengue yang direkomendasikan oleh Kemenkes saat ini adalah vaksin QDENGA.
"Ini vaksin yang sudah ada dan kami rekomendasikan vaksin QDENGA saya kira kita rekomendasikan dan sekali lagi sudah dipakai swasta," imbuhnya.
"Sudah lumayan pakai vaksin ini dan pemerintah daerah di Kalimantan Timur kami buat surat rekomendasi. Kita dorong daerah yang memiliki dana cukup dan APBD untuk bisa membeli vaksin sendiri," jelasnya.
Sebagai informasi, vaksin QDENGA merupakan produksi dari Takeda pada 22 Agustus 2022 lalu.
Vaksin ini mencegah infeksi demam berdarah akibat 4 serotipe virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Diberikan pada individu usia 6 hingga 45 tahun, dua dosis dengan jarak 0-3 bulan.
Dapat diberikan tanpa skrining awal dan saat ini sedang menunggu rekomendasi dari ITAGI untuk dapat dipergunakan dalam program.