Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Pascasarjana School of Business Management ITB baru saja menggelar sidang terbuka Promosi Doktor Ilmu Manajemen untuk disertasi kandidat doktor Tubagus Arief Fahmi, di kampus ITB Bandung, Rabu 17 Januari 2024.
Sidang yang dipimpin Prof. Dr. Ir. Sudrajati Ratnaningtyas, M.P.
Sidang juga dihadiri tim pembimbing, Prof. Dr. Ir. Jann Hidajat Tjakraatmadja M.SIE. dan Dr. Henndy Ginting, S.Psi., M.Si.
Psikolog ini menguji disertasi Arief Fahmi untuk promosi Doktor Ilmu Manajemen berjudul "Mengungkap Peran Budaya Perusahaan dalam Transformasi Digital: Perspektif Perilaku Tak Sadar Melalui Artificial Intelligence" dengan predikat Cum Laude.
"Disertasi ini merupakan sumbangan berharga dalam pemahaman perubahan organisasi dengan memperkenalkan model/framework transformasi digital perusahaan dalam perspektif pengembangan human capital. Implikasi praktisnya sangat relevan dalam dunia bisnis saat ini, di mana transformasi digital menjadi faktor kunci untuk kesuksesan perusahaan. Saya berharap hasil penelitian ini akan memberikan panduan berharga bagi organisasi yang tengah berusaha untuk bertransformasi digital,” ujar Tubagus Arief Fahmi dalam keterangan tertulis dikutip Sabtu, 20 Januari 2024.
Baca juga: Profil Tubagus Furqon Sofhani, Dosen ITB Jadi Panelis Debat Cawapres pada 21 Januari 2024
Penelitian yang dilakukan diharapkan memberikan kontribusi berharga dalam bidang psikologi Organisasi dan Transformasi Digital.
Penelitian ini berfokus pada peran budaya perusahaan dalam transformasi digital, dengan penekanan pada pengukuran perilaku sadar dan tak sadar karyawan dalam membentuk budaya perusahaan.
Pendekatan ini memadukan ilmu manajemen, ilmu psikologi, dan teknologi kecerdasan buatan. Dr. Arief menekankan pentingnya mengukur perilaku karyawan dan budaya perusahaan secara komprehensif untuk memungkinkan evaluasi dan pengembangan sumber daya manusia yang responsif terhadap perubahan pasar.
Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana budaya perusahaan dapat memengaruhi kemampuan perusahaan dalam beradaptasi dengan perubahan teknologi digital.
"Dalam dunia yang terus berubah, penting bagi perusahaan untuk mendapatkan gambaran perilaku karyawan yang berkembang di dalam perusahaan. Jangan sampai perusahaan terdisrupsi karena terdapat kebiasaan buruk karyawan yang secara tidak disadari telah membudaya di perusahaan yang membuat para karyawan dan perusahaan gagal menghadapi perubahan lingkungan di era digital," ujarnya.
Dia menambahkan, terkadang perusahaan merasa karyawan telah mencerminkan kesiapan bertransformasi digital, padahal dalam kesehariannya, perilaku dan kebiasaan mereka secara tidak sadar tidak merefleksikan kesiapan tersebut.
Menurutnya, hal ini berbahaya dan dapat mengarahkan keputusan yang keliru dalam proses evaluasi dan strategi perusahaan.
Dan melalui penemuannya ini, perusahaan akan mendapatkan dengan cepat pengukuran masing-masing karyawan pada aspek budaya perusahaan, budaya digital, literasi digital (digital skills), perilaku menghadapi perubahan, dan pesepsi pencapaian kinerja karyawan.
"Di samping itu karyawan dapat mendapatkan hasil dan umpan balik pengembangan diri secara instan pada setiap selesai dilakukannya pengukuran," kata dia.
Selain itu, penelitian ini menggunakan teknologi informasi dan analisis data untuk mendukung temuannya. Ini melibatkan pembuatan alat ukur dan aplikasi pembelajaran mesin dalam menganalisis data, memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang perilaku dan budaya organisasi, serta memberikan manfaat bagi penelitian dan organisasi.
"Alat ukur yang digunakan termasuk kuesioner dan Thematic Apperception Test, metode yang biasa digunakan dalam penilaian psikologis. Analisis data dilakukan menggunakan machine learning untuk memprediksi perilaku sadar dan perilaku tidak sadar individu secara mendalam," ungkapnya.
Hal ini sangat relevan dengan era teknologi kecerdasan buatan yang memungkinkan hasil pengukuran dikeluarkan secara instan oleh karyawan dengan interpretasi dan umpan balik pengembangan diri.
Salah satu keunggulan penelitian Dr. Arief adalah hasilnya yang siap digunakan oleh industri, memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi perilaku karyawan dalam transformasi digital secara langsung.
Pendekatan ini memberikan nilai tambah yang signifikan bagi ilmu pengetahuan dan praktik di berbagai sektor.
"Penelitian ini mengusulkan beberapa agenda penelitian mendatang dan program intervensi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi perbedaan dalam budaya perusahaan dan meningkatkan kinerja serta adaptasi karyawan dalam lingkungan yang terus berubah," tambah Dr. Arief.
Dengan hasil penelitiannya ini, Dr. Tubagus Arief Fahmi membuka peluang untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan dalam mengukur dan mengembangkan perilaku karyawan serta budaya perusahaan dalam konteks transformasi digital.