TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan terkait hukum menjalankan puasa sunnah setelah Nisfu Syaban.
Berdasarkan kalender Hijriah yang dirilis Kementerian Agama (Kemenag), Nisfu Syaban 1445 H atau Nisfu Syakban 2024 Masehi jatuh pada Minggu (25/2/2024).
Oleh sebab itu, malam Nisfu Syaban terjadi mulai 24 hingga 25 Februari 2024.
Pada momen tersebut, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah mulai dari berzikir, bershalawat hingga melakukan ibadah sunnah lainnya.
Diketahui, Nisfu Syaban merupakan waktu diserahkannya amal perbuatan manusia.
Lantas bolehkah berpuasa sunnah setelah Nisfu Syaban?
Pasalnya, dalam kalender Hijriah setelah bulan Syaban akan memasuki Ramadhan, yang mana umat muslim wajib menjalankan puasa.
Maka dari itu, simak penjelasan tentang berpuasa sunnah pada 16 hari terakhir bulan Syaban berikut ini.
Hukum Puasa Sunnah Setelah Nisfu Syaban
Dikutip dari laman Pondok Tremas, Pacitan, terdapat perbedaan pendapat ulama dalam beberapa Mazhab terkait hukum berpuasa sunnah usai Nisfu Syaban.
Hal tersebut terjadi lantaran perbedaan ulama dalam menanggapi hadis Rasulullah SAW.
Baca juga: Doa dan Amalan-amalan yang Bisa Dilaksanakan pada Malam Nisfu Syaban 2024
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Imam Abi Dawud dan Ibnu Majah, menyebutkan bahwa puasa sunnah setelah Nisfu Syaban tidak diperbolehkan.
عن أبي هريرة, أنه قال: قال رسول الله ﷺ: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا حتى يكون رمضان
Dari Abu Hurairah, berkata: Rasulullah Saw., bersabda : "ketika sudah pertengahan bulan sya’ban,maka janganlah kalian berpuasa sampai masuk bulan Ramadhan"
Sementara itu, dalam Mazhab Syafi'i, berpuasa pada 16 hari terakhir Syaban juga dilarang.