TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok Al Habib Hasan Bin Jafar Assegaf tak dapat dipisahkan dengan majelis dzikir Nurul Musthofa.
Pria kelahiran 1977 itu mendirikan majelis dzikir tersebut sebagai salah satu media untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulullah SAW.
Baca juga: Kesaksian Syakir Daulay saat Habib Hasan Hembuskan Napas Terakhir: Wajah Berseri-seri dan Wangi
Seperti dikutip dari nurulmusthofa.org, majelis dzikir Nurul Musthofa didirikan oleh Al Habib Hasan Bin Jafar Assegaf pada tahun 2.000.
Nama Nurul Musthofa diambil dari nama Rasulullah SAW yang berarti 'Cahaya Pilihan'.
Majelis dzikir tersebut berawal dari pengajian Alquran dan dzikir-dzikir yang keliling dari rumah ke rumah.
Pada tahun 2003, Majelis Nurul Musthofa berpindah dari rumah menuju ke masjid-masjid. Pada saat itu, jemaahnya pun telah mencapai ribuan orang.
Baca juga: Semalam Sebelum Meninggal, Habib Hasan Bin Jafar Assegaf Sempat Imami Salat Tarawih
Tahun 2003, Majelis Nurul Musthofa dikunjungi ulama-ulama besar, seperti Habib Abdul Qadir Al-Masyhur dari Makkah, Habib Zain bin Ibrahim bin Smith dan putranya, Habib Muhammad, dari Madinah, juga Habib Salim Asy-Syatiri dari Tarim, Hadhramaut.
Dan pada 2006 Majelis Nurul Musthofa berkembang pesat dari 50 masjid menjadi 250 masjid, syiar ini diterima oleh semua kalangan.
Dan pada tahun tersebutberdiri rumah kediaman Al Habib Hasan Bin Jafar Assegaf sebagai sekretariat Nurul Musthofa.
Agenda Dakwah
Kegiatan majelis dzikir Nurul Musthofa berlangsung dari Senin hingga Sabtu dan dilaksanakan selepas salat Magrib.
Sedikitnya 400 jemaah menghadiri kegiatan tersebut kala itu.
Adapun pada malam Senin, pembacaan kitab Syarah Ainiyah, karya Habib Ahmad bin Hasan Alattas.
Malam Selasa, pembacaan Safinatun Najah, diikuti dengan ziarah ke Makam Habib Kuncung di Kalibata.
Malam Rabu, pembacaan shalawat dan kitab Riyadhus Shalihin.