News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Update Banjir di Jawa Tengah, BNPB: Masih Ada Laporan Warga Minta untuk Dievakuasi

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Istimewa Kondisi banjir di Dukuh Poncomulyo, Desa Gadudero, Kecamatan Sukolilo, Pati, Jumat (15/3/2024). Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Banjir Rendam Puluhan Rumah di Pati, Ratusan Warga Terdampak Enggan Masuk Pengungsian, https://jateng.tribunnews.com/2024/03/15/banjir-rendam-puluhan-rumah-di-pati-ratusan-warga-terdampak-enggan-masuk-pengungsian. Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: raka f pujangga

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan hasil perkembangan kaji cepat oleh BPBD Provinsi Jawa Tengah, wilayah terdampak banjir di Kabupaten Kendal Jawa Tengah meliputi 6 desa 12 kelurahan di empat kecamatan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D. mengatakan saat ini wilayah yang masih terendam hanya tersisa satu yakni Kelurahan Langenharjo di Kecamatan Kendal.

Sedangkan di Kota Semarang, kata dia, banjir tercatat telah berdampak di enam wilayah kecamatan.

Namun, lanjut dia, pada hari ini Minggu (17/3/2024) sudah menurun menjadi empat wilayah kecamatan.

"Kendati demikian masih ada laporan warga yang meminta untuk dievakuasi," kata Abdul Muhari dalam Siaran Pers BNPB pada Minggu (17/3/2024).

Baca juga: 113 Desa Terdampak Banjir Grobogan, Kota Purwodadi Masih Lumpuh

Ia mengatakan beberapa lokasi di Kota Semarang masih terendam air meskipun tren nya mulai surut di beberapa titik.

Pemerintah Kota Semarang, kata di, telah membentuk posko darurat termasuk dapur umum di Balai Kota Semarang yang masih beroperasi hingga hari ini.

Selain Kabupaten Kendal dan Kota Semarang, wilayah lain di Jawa Tengah juga masih terdampak bencana hidrometeorologi basah akibat faktor cuaca

Wilayah tersebut antara lain Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara dan Kabupaten Grobogan.

"BNPB akan memberikan dukungan logistik dan peralatan maupun Dana Siap Pakai (DSP) kepada masyarakat terdampak dan pemerintah kabupaten/kota yang masih berjibaku menanggulangi bencana," kata dia.

Banjir Sempat Meluas

Hingga Sabtu (16/3/2024) kemarin, banjir yang melanda wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, tercatat kian meluas.

Banjir yang terjadi sejak Rabu (13/3/2024) tersebut merupakan banjir kiriman dari hulu Sungai Lusi di wilayah timur.

Berdasarkan laporan situasi dari BPBD Kabupaten Grobogan banjir tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa di awal Februari lalu.

Ketinggian muka air juga, tercatat lebih tinggi dan bertahan dalam durasi yang cukup lama.

Meluasnya banjir yang melanda kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah tersebut ditengarai karena wilayah hulu Sungai Lusi terus mengirimkan debit air serta hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih kerap turun.

Berdasarkan pantauan, elevasi DAS Sungai Lusi dari Pos Menduran tercatat berada pada level AWAS atau di angka 10.37 meter pada Sabtu (16/3/2024) pukul 01.00 WIB dini hari.

Kondisi tersebut belum berubah dari pantauan pada hari sebelumnya.

Kondisi topografi Kabupaten Grobogan yang berada di wilayah dataran rendah berupa cekungan yang diapit Pegunungan Kapur Utara (utara) dan Pegunungan Kendeng (selatan) juga diduga menjadi faktor penyebab banjir masih bertahan sejak dua hari sebelumnya.

Sementara itu, berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Grobogan, wilayah Kota Purwodadi masih tergenang banjir hingga Sabtu (16/3/2024) pagi.

Jalan protokol di pusat kota, juga lumpuh dan belum dapat dilalui beberapa jenis kendaraan tertentu.

Titik terdalam genangan banjir di Kota Purwodadi, tercatat ada di Perempatan Kencana, Tugu Patung Kuda dan depan SMA Negeri 1 Purwodadi di jalan R. Soeprapto.

Banjir berdampak di 113 desa yang terbagi di 13 kecamatan dari total 19 wilayah kecamatan berdasarkan hasil kaji cepat yang dihimpun tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Grobogan per Jumat (15/3/2024) pukul 20.00 WIB.

Tercatat 68 persen wilayah Kabupaten Grobogan terdampak banjir yang dipicu oleh cuaca ekstrem akibat adanya gangguan di atmosfer hingga Jumat (15/3/2024).

Sebanyak 6.746 rumah telah terendam banjir, satu rumah warga mengalami rusak berat, dan delapan lainnya rusak ringan.

Sebanyak 65 fasilitas pendidikan terdampak, 4 tanggul sungai jebol, serta lahan pertanian seluas 5.352,5 hektare terendam dan terancam gagal panen.

Banjir juga memaksa sebanyak 667 jiwa mengungsi ke lokasi yang lebih aman setelah permukiman mereka terendam dengan tinggi muka air (TMA) bervariasi antara 15-100 sentimeter.

Mereka tersebar di Balai Desa Getasrejo 136 orang, rumah sekdes Getasrejo 40 orang, Pendopo (Setda Grobogan) 106 orang, gedung kantor PCNU 87 orang, musala belakang Polsek Kota Purwodadi 250 orang, masjid Baitul Makmur Kota Purwodadi 35 orang dan Hotel Catra 13 orang.

Pemerintah Kabupaten Grobogan bersama seluruh unsur forkopimda telah mendirikan dapur umum di 43 titik.

Pendistribusian makanan dari dapur umum itu terus dilakukan seiring proses evakuasi warga terdampak yang masih berjalan.

Warga bersama TNI/Polri dan instansi terkait juga bergotong-royong melakukan penguatan tanggul sungai irigasi dengan kantong berisi pasir dan tanah sebagai antisipasi agar debit air sungai jalur irigasi tidak meluap dan memicu kerusakan yang dapat memperparah banjir.

Masyarakat Diminta Waspada Banjir Susulan

Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah hingga Senin (18/3/2024) besok.

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Grobogan dan sekitarnya.

Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan.

Jika terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga lebih dari satu jam dengan jarak pandang kurang dari 100 meter, masyarakat yang tinggal di lereng tebing maupun bantaran tanggul atau sungai diimbau mengevakuasi diri sementara ke tempat yang lebih aman.

Masyarakat bersama pemerintah daerah setempat juga diharapkan dapat bersinergi untuk mengurangi dampak risiko bencana.

BNPB juga mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah setempat selalu mengikuti perkembangan prakiraan cuaca setiap waktu dari BMKG serta meningkatkan koordinasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini