Marhan kemudian didorong ke arah ujung barisan warga yang tengah menunggu kedatangan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Meski mencoba berdiri dan berjalan ke arah masjid, terlihat seorang Polisi dan TNI mencoba mendesaknya.
Hingga akhirnya Marhan terjatuh diduga pingsan hingga harus digendong oleh seorang anggota berpakaian TNI.
Dalam video kedua, terlihat Marhan yang sudah dalam kondisi terbujur kaku di selasar rumah sakit.
Dalam video itu, terlihat sejumlah perempuan yang merupakan istri dan putri almarhum menangis histeris.
Tak jelas apa yang disampaikan oleh keluarga.
Postingan tersebut pun menuai kecaman dari masyarakat.
Asintel Paspampres Kolonel Kav Herman Taryaman membantah bahwa yang melakukan penghadangan adalah anggotanya.
"Tidak benar adanya Almarhum meninggal dunia disebabkan karena saat menuju mesjid Agung Rantau Prapat Labuhan Batu dihalang halangi anggota Paspampres," katanya, Senin, (18/3/2024).
Menurut dia seperti yang terlihat pada video di media sosial yang menghalangi Almarhum untuk menuju Mesjid Agung Rantau Prapat Labuhan Batu adalah seorang perempuan. Sedangkan Paspampres yang bertugas saat itu tidak ada prajurit perempuan.
"Saat itu yang bertugas semuanya Prajurit Paspampres laki-laki," katanya.
Menurutnya anggota Paspampres dalam tugasnya melekat dengan obyek VVIP dalam hal ini Presiden Joko Widodo.
Paspampres yang bertugas di Labuhan Batu saat mengamankan Jokowi untuk melaksanakan Salat Jumat di Mesjid Agung Rantau Prapat terdiri dari personil pria.
"Sehingga apa yang sudah terberitakan saat ini melalui media sosial (medsos) bahwa yang menghalangi Bapak Marhan Harahap untuk melaksanakan Salat di Mesjid Agung Rantau Prapat Labuhan Batu itu anggota Paspampres adalah tidak benar," katanya.