Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti komentari bursa calon ketua umum Partai Golkar.
Dikatakan Ray Rangkuti, calon ketua umum Partai Golkar baiknya tak terlalu dekat dengan Presiden Jokowi, tapi masih diterima presiden kelahiran kota Solo tersebut.
Diketahui rencana pergantian Ketua Umum Golkar dalam musyawarah nasional akan digelar pada Desember 2024 mendatang.
Selain nama Airlangga Hartarto, ada tiga nama lainnya jadi kandidat calon ketua umum Golkar yakni Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang.
Baca juga: Qodari Singgung Peluang Pencalonan Gibran di Bursa Ketua Umum Golkar, Ini Respons Dave Laksono
“Jadi Ketum Golkar ini kalau dikaitkan dekat dengan Pak Jokowi. Pertama calon Ketua Golkar yang dekat dengan Pak Jokowi dan disetujui oleh Pak Jokowi, dalam hal ini ada nama Bahlil Lahadalia,” kata Ray dihubungi Selasa (19/3/2024).
Calon kedua kata Ray, dekat dengan Jokowi tapi belum tentu disetujui. Sosok itu dikatakannya bernama Airlangga Hartarto.
“Kalau tidak dekat dan tentu tidak disetujui namanya Bambang Soesatyo, gitu kira-kira,” ujarnya.
Baca juga: Pengamat Beberkan Pro Kontra Gibran Rakabuming yang Disebut Calon Potensial Bursa Ketua Umum Golkar
Menurut Ray sosok yang perlu dicari untuk Ketua Umum Golkar nantinya adalah figur yang lebih netral.
“Tidak dekat-dekat sekali (Dengan Jokowi). Tapi sekalipun begitu, dia tetap orang yang diterima juga, meskipun tidak dekat-dekat sekali,” jelasnya.
Dikatakan Ray, Airlangga sosok yang dekat dengan Jokowi. Tapi mungkin tidak diusulkan, didukung, dan didorong Jokowi.
“Ini mungkin yang perlu dicari, nggak terlalu dekat tapi dikenal. Dan saat yang bersamaan dia juga punya independensi dari ketokohan-ketokohan itu,” pungkasnya.
Sebelumnya Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Firman Soebagyo mengatakan, ada yang ingin mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Golkar, namun suaranya pas-pasan.
Dia mempertanyakan beberapa pihak yang disebut-sebut ingin menggantikan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum.