Peringatan ini juga berfungsi sebagai kesempatan untuk mengakui dan merayakan kontribusi para penyair dan untuk mempromosikan keberagaman dan inklusi dalam masyarakat.
Baca juga: Cara Menampilkan Musikalisasi Puisi yang Kreatif, Perhatikan Hal-hal Berikut
Sejarah Hari Puisi Sedunia
UNESCO pertama kali menetapkan Hari Puisi Sedunia pada tanggal 21 Maret.
Penetapan tersebut dilakukan pada Konferensi Umum ke-30 di Paris pada tahun 1999.
Dipraktikkan sepanjang sejarah, puisi mencakup berbagai bentuk bahasa, ekspresi, dan makna yang sering diiringi oleh musik dan dilakukan pada acara-acara khusus.
Hari Puisi Sedunia merayakan salah satu bentuk ekspresi budaya dan bahasa umat manusia yang paling berharga.
Puisi akan terus menyatukan orang-orang melintasi benua dan ditemukan dalam berbagai bentuk di seluruh dunia.
Sifat universal dari ekspresi artistik ini ditunjukkan oleh sejumlah elemen yang terkait dengan puisi dalam Daftar Konvensi 2003, mulai dari Pasillo yang baru-baru ini ditulis, sebuah puisi musikal Ekuador, hingga Al-Zajal Lebanon , yang ditulis pada tahun 2014, dan Lagu Cossack Ukraina dari wilayah Dnipropetrovsk dimasukkan pada tahun 2016 dalam Daftar Perlindungan Mendesak.
Menjadi salah satu dari lima domain Konvensi 2003 , tradisi dan ekspresi lisan mencakup beragam bentuk lisan termasuk peribahasa, teka-teki, dongeng, lagu anak-anak, legenda, mitos, lagu dan puisi epik, jimat, doa, nyanyian, lagu, drama pertunjukan dan banyak lagi lainnya.
Tradisi dan ekspresi lisan digunakan untuk menyampaikan pengetahuan, nilai-nilai budaya dan sosial serta memori kolektif.
Mereka memainkan peran penting dalam menjaga budaya agar tetap hidup.
Berdasarkan survei yang dilakukan, terungkap bahwa tradisi lisan, termasuk puisi, memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari ketakutan mereka untuk sementara dan menemukan kenyamanan di rumah bersama orang-orang yang mereka cintai.
(Tribunnews.com/Latifah)