Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, senilai 1,5 juta dolar AS atau setara Rp 23 miliar.
Langkah ini diambil untuk mempercepat akses terhadap pengobatan preventif di Indonesia dalam melawan tuberkulosis TBC.
Sebagai bagian dari upaya ini, USAID meluncurkan program donasi bagi negara-negara prioritas TBC dalam pengajuan permohonan obat-obatan ini.
Melalui program ini, Indonesia menjadi salah satu dari 11 negara yang menerima obat pencegahan TBC dari USAID.
Baca juga: Kemenkes Ungkap 724 Ribu Kasus Baru TBC Ditemukan di Indonesia
Indonesia mempunyai beban TBC tertinggi kedua di dunia, dengan perkiraan 1.060.000 kasus baru dan 134.000 kematian setiap tahunnya.
USAID akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk mendistribusikan obat-obatan yang menyelamatkan jiwa ini.
“Amerika Serikat, melalui USAID, bangga dapat bermitra dengan Kementerian Kesehatan Indonesia untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia, termasuk melawan tuberkulosis,” kata Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen dalam kegiatan di Kedubes AS, Jakarta, Senin (25/3/2024).
Bantuan ini diharapkan bisa mencegah TBC, menyelamatkan nyawa dan mengeliminasi TBC di Indonesia pada 2030.
3HP adalah panduan obat TPT jangka pendek yang disetujui oleh WHO.
Obat ini menggabungkan Isoniazid (H) dosis tinggi dan rifapentine (P) dosis tinggi dan diberikan satu kali seminggu selama tiga bulan.
Sebagai donor bilateral terbesar di dunia yang memimpin upaya untuk mengakhiri TBC, USAID telah memberikan bantuan senilai 4,7 miliar dolar AS untuk memerangi TBC secara global sejak tahun 2000, dan bersama dengan mitra kami, hingga saat ini, telah menyelamatkan lebih dari 75 juta jiwa.