News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tindak Pidana Perdagangan Orang

Mahasiswi Jambi Korban TPPO Magang di Jerman: 11 Jam Berdiri Sortir Buah, Gaji 3 Bulan Rp 1,8 Juta

Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan Tribun Jambi edisi 27 Maret 2024. Dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) bermodus magang feriendjob ke Jerman melibatkan guru besar Universitas Jambi, mahasiswi Jambi jadi korbannya menangis di Jerman.

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Mahasiswi Universitas Jambi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau smuggling magang Ferienjob ke Jerman.

RM (22), satu di antara 1.047 mahasiswa dari 33 perguruan tinggi di Indonesia yang menjadi korban TPPO curhat penderitaanya selama di negeri orang.

Di Jerman, RM menangis sendirian. Dia harus bekerja berat seperti kuli bangunan dalam kondisi cuaca dingin.

"Aku sampai nangis karena dingin banget dan super-capek. Malam itu aku habis kerja 11 jam nyortir buah, full berdiri, dan aku lagi datang bulan," kata RM, Selasa (26/3).

"Saya dan teman-teman disuruh ngupas cat, benerin dinding dan lantai apartemen dia. Simpelnya, kami dijadiin kuli bangunan," sambungnya.

Awal Mula Ikuti Ferienjob ke Jerman hingga Sadar Jadi Korban TPPO

RM, mahasiswi jurusan ilmu pemerintahan itu bercerita, awalnya mengikuti Ferienjob ke Jerman setelah ada tawaran agen penyalur tenaga kerja Brisk United yang datang ke kampusnya.

Agen itu menawarkan program magang yang disebut bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Maka dari itu RM tertarik untuk ikut Ferienjob di Jerman.

Namun, apa yang dibayangkan tak sesuai realita yang terjadi di Jerman.

Ferienjob bukanlah program magang, tetapi lebih tepat dikatakan sebagai program kerja paruh waktu (part-time) dalam masa libur.

Mahasiswi berusia 22 tahun itu mengaku sempat menangis karena pekerjaan yang dilakukannya seperti kuli bangunan.

Terlebih cuaca disana sangat berbeda dengan Indonesia. Dia harus bekerja dalam cuaca yang sangat dingin.

Jalan kaki 1,5 jam, 3 Bulan di Jerman Kantongi Gaji Rp 1,8 Juta

Penderitaan berawal pada 11 Oktober 2023.

RM menuturkan saat awal tiba, bersama puluhan mahasiwa dari beberapa universitas asal Indonesia, ditampung di Frankfurt.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini