News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prabowo Beli Kapal Perang Rp 20 Triliun Thaon di Revel, Netralisir Ancaman Kapal Selam hingga Drone

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal Perang Thaon di Revel Class. Kapal ini juga mempunyai panjang keseluruhan 143 meter, menjadikannya sebagai kapal terpanjang di jajaran TNI AL.

Thaon di Revel Class mampu menyerang kapal perang musuh, bombardir area pesisir, bahkan eksekusi target seperti kapal selam, helikopter, drone, hingga rudal.

Kapal perang Thaon di Revel Class (Fincantieri)

Thaon di Revel class juga dibekali rudal pertahanan udara CAMM-ER 2 x 8-cell dengan peluncur DCNS SYLVER A70 VLS, rudal anti kapal Teseo hingga torpedo Black Arrow 324 mm.

Kapal ini juga mempunyai panjang keseluruhan 143 meter, menjadikannya sebagai kapal terpanjang di jajaran TNI AL.

Bahkan, Thaon di Revel Class jauh lebih panjang dari kapal perang kebanggaan Singapura, Formidable Class yang hanya 115 meter dan Gepard Class milik Vietnam yang cuma 102 meter.

Thaon di Revel Class mampu melaju dengan kecepatan lebih dari 32 knot sesuai dengan konfigurasi kapal dan kondisi operasional dan diawaki sekira 170 orang.

Beda nasib Malaysia

Berbeda dengan Indonesia yang terus meningkatkan ototnya AL-nya, Tentara Diraja Malaysia justru dihadapkan pada ketidakjelasan proyek kapal perang mereka.

Jika Indonesia nampak lancar jaya, pembangunan proyek kapal perang Malaysia, Maharaja Lela class justru mangkrak, setelah awalnya mereka berencana membangun enam unit.

Sebagai informasi, pembangunan kapal perang Maharaja Lela sudah dimulai sejak 2017 tapi satu pun tak ada yang jadi sampai detik ini.

Belakangan beredar kabar tak sedap yang menyebut galangan kapal Boustead yang menangani program ini mengubah desain Maharaja Lela class tanpa berdiskusi dulu dengan Naval Group Prancis.

Maharaja Lela class menggunakan desain Gowind class buatan Naval Group Prancis.

Pihak Naval Group angkat tangan untuk tak ikut campur lagi dalam program ini lantaran desain kapal sudah diubah sendiri oleh Malaysia tanpa konsultasi dengannya.

Produsen maritim internasional itu tak ingin mengambil risiko nama mereka tercoreng ketika kelak Maharaja Lela bermasalah di kemudian hari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini