Ketika dirinya berdoa, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras.
Awalnya ia mengira suara berasal dari kendaraan bermotor menabrak pintu kaca.
Namun, ia mulai merasakan sesuata yang tak beres begitu ada angin kencang yang seakan mendorong pakaiannya.
"Sampai bergetar, anginnya itu sampai ke mimbar depan tuh kesini (baju) berasa," kata Rohman ditemui di dekat rumahnya.
Rohman lantas buru-buru pulang ke rumahnya. Di sana, ada istrinya dan dua anaknya yang sedang dalam kondisi panik.
Tak lama kemudian, mereka pun kaget setelah mendengar adanya ledakan beruntun. Ledakan ini pun membuat satu kampung keluar rumah dan berhamburan melarikan diri untuk mengungsi.
"Daya ledaknya dari sini radius berapa kilometer ke sana tuh sampai ujung ke sana masih berasa," jelasnya.
Saat akan mengungsi, Rohman masih sempat mengemas barang-barang dari dalam rumah.
Namun saat itu, ledakan terus terjadi hingga akhirnya sejumlah proyektil jatuh di atap rumahnya.
Rohman mengaku sempat melihat adanya pecahan granat hingga peluru di sepanjang kampungnya.
Bahkan, sebagiannya merupakan granat yang masih aktif.
"Proyektil banyak ketemuin, di sini juga ketemuin satu di garasi, proyektil serpihan-serpihan granat, amunisi, yang paling banyak di sebelah sana. Di sana masih ada granat aktif," katanya.
"Kalau sekarang nggak tau deh masih ada nggaknya kan kita nggak tau. Serpihan granat langsung disteril sama petugas kalau yang udah keliatan ketauan langsung disteril petugas," sambungnya.
Akibat kejadian tersebut rumahnya mengalami kerusakan, plafonnya hancur karena dihujani serpihan proyektil hingga granat.